Kisah Marbot Pengangkut Sampah yang Menolak Bansos DKI

Pengangkut sampah di RT 09/01 Bambu Apus, Jakarta Timur/ist

Jakarta, Gempita.co – Pembagian sembako bantuan sosial (bansos) baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah kepada warga terdampak Covid-19, kerap menimbulkan masalah. Banyak warga yang protes lantaran tak menerimanya, dan salah satu sasarannya adalah Ketua RT.

Namun, hal berbeda terjadi di lingkungan RT 09 RW 01 Kel.Bambu Apus, Kec.Cipayung, Jakarta Timur. Di wilayah ini, justru ada warga yang menolak pemberian bansos dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Warga tersebut, menyatakan bahwa ada yang lebih berhak menerimanya.

Bacaan Lainnya

“Pada hari Selasa tanggal 6 Oktober lalu, saya memberikan salah satu warga saya bernama Bang Mamat bansos dari pemerintah pusat, kemudian pada hari Sabtu tanggal 10 Oktober, saya kembali memberikannya bansos dari Pemprov DKI, bansos itu saya berikan karena Bang Mamat ini salah satu warga yang terdampak banjir,” ungkap Ketua RT 09 Kel.Bambu Apus, Syamsudin Wirabrata, dalam keterangannya, Jumat (16/10/2020).

Menurut RT Udin, demikian biasa disapa, penolakan salah satu warganya itu lantaran ia telah menerima bantuan sebelumnya, dan masih ada yang lebih membutuhkannya.

“Pak RT tolong kasih kan bansos saya untuk Bang Yusuf, tetangga saya yang lebih membutuhkan daripada saya. Itu pesan Bang Mamat melalui WhatsApp ke saya,” ungkap RT Udin.

Paket Bansos Sembako Pemprov DKI yang diterima Bang Mamat diberikan ke tetangga Yusuf, yang sedang terbaring sakit/ist

Ia pun mengapresiasi sikap warganya yang profesi sebagai petugas kebersihan dan marbot di salah satu Mushola. Menurutnya, ia berhati mulia. Di tengah keterbatasan ekonomi, ia menunjukan kepedulian terhadap sesama.

“Dengan honor Rp750 ribu, Bang Mamat yang dikarunia 4 orang ini ngontrak bersama keluarganya sudah 10 tahun lebih, asalnya dari Karawang. Sambil kerja mengangkut sampah, dia juga memilah rongsokan yang bisa dijual untuk tambahan dapur supaya tetap ngebul,” ungkapnya.

“Walaupun dalam kondisi hidup serba kekurangan, namun Bang Mamat tetap ingat sedekah. Ia tak mau serakah. Terima kasih Bang Ustadz Mamat sudah mengajarkan saya berbagi walaupun dalam keadaan sempit,” sambung RT Udin.

Pos terkait