KKP Ajak UMKM Ikan Hias Manfaatkan Media Sosial untuk Memaksimalkan Pemasaran

FOTO: HUMAS BKIPM

Bandung, Gempita.co – Tak hanya enak dipandang, ikan hias juga memiliki potensi ekonomi yang bisa dioptimalkan.Terlebih di masa pandemi, ikan hias yang semakin kecil dan menjadi hobi baru untuk meminimalisir stres selama di rumah saja.

Berdasarkan data International Trade Center, Indonesia terdiri dari tiga peringkat ikan hias dunia, di bawah Jepang dan Singapura. Sepanjang 2019 lalu, nilai ekspor ikan hias Indonesia mencapai USD7.885.000 untuk ikan hias air laut dan USD25.223.000 untuk ikan hias air tawar. Total ekspor ikan hias pada periode tersebut mencapai 1,48 ribu ton.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

“Ini potensi yan besar dan ikan hias, terutama air tawar juga sudah akrab dengan kita, seperti ikan cupang dan ikan lainnya,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina, Kamis (15/10) .

Adapun BKIPM, terus berupaya agar komoditas ikan Indonesia diterima pasar dan persaingan dengan siapkan pengembangan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB).

Sistem CKIB merupakan cara / pendekatan terkontrol untuk menjalankan instalasi karantina ikan yang mampu memproduksi ikan yang berkualitas, bebas penyakit, aman dan bermutu melalui manajemen pengendalian penyakit secara terintegrasi dengan menerapkan prinsip-prinsip biosekuriti, biosafety, dan pengendalian ketelusuran data kesehatan ikan (ketertelusuran) .

Guna memaksimalkan peluang, BKIPM mengajak para pelaku usaha ikan hias, termasuk ikan cupang untuk mememanfaatkan pemasaran digital. Salah satu caranya menggunakan platform media sosial dengan menggelar lokakarya bertajuk “Optimalisasi Penggunaan Media Sosial untuk Meningkatkan Peluang Bisnis Ikan Hias” pada Rabu, 14 Oktober 2020.

“Kita ini dekat sekali dengan media sosial, tidak kenapa digunakan secara positif seperti alat usaha,” jelas Rina. Rina juga menjelaskan bahwa kegiatan hari itu merupakan seri yang memasukkan potensi ikan hias yang sebelumnya dilaksanakan di Tangerang, Jakarta dan Bandung.

Bakhtiar Aly, Penasihat Menteri Kelautan dan Bidang Komunikasi Publik menyampaikan bahwa keberadaan media sosial yang merupakan salah satu ciri negara demokrasi tersebut, dapat membantu kita untuk memberikan waktu.

“Yang menjadi kegalauan adalah banyaknya berita yang lebih cepat populer dan meresahkan masyarakat”, ungkap Bakhtiar.

Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Ekonomi, Sosial dan Budaya, Darmadi Aries Wibowo Bidang pernyataan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) berperan untuk meningkatkan publikasi guna mendorong kinerja eksport produk perikanan.

“ASN Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus mendukung kebijakan KKP melalui seluruh media sosial”, cetus Darmadi.

Sementara Erwin Moron, juga salah satu pembicara dalam kegiatan tersebut, mengamini potensi media sosial untuk menunjang kegiatan usaha. Selain gratis saat membuat akun, media sosial yang juga mudah diakses oleh kepolisian serta tidak perlu biaya besar untuk mengaktifkan iklan.

Facebook, instagram dan youtube untuk jadi media pemasaran, kata Erwin.

Dalam forum yang diikuti oleh 100 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ikan hias ini, Erwin menekankan konsistensi dan kesabaran dalam membuat konten pemasaran. “Yang penting kita siapkan akun yang organik, jangan beli akun jika ingin berjualan,” urainya.

Senada, instagram media sosial sekaligus influencer, Deecy Lauw menyebut medsos buka ruang untuk branding produk UMKM. Dia berbagi cerita terkait pemanfaatan akun bagi pelaku usaha. Pengertian dengan pemilihan nama merek yang sederhana dan mudah diingat, kemudian mengulas keunggulan produk.

“Yang penting juga, tentukan mau gunakan platform media sosial mana, karena tiap medsos punya hubungan yang berbeda,” jelas Deecy.

Sebagai informasi, untuk mengajukan bisnis ikan hias di Indonesia, BKIPM mengadakan pertemuan dengan pemangku kepentingan di Tangerang dan mencoba menggelar lokakarya bagi pelaku usaha di Bandung.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali