Kritik PPKM Darurat, Denny Siregar: Beras Habis, Listrik Gak Mampu Bayar, Tidak Ada Kerjaan

Gempita.co-Penerapan PPKM Darurat yang masih akan berlangsung hingga 20 Juli mendatang belakangan mendapat sorotan publik. Salah satunya datang dari Denny Siregar. Ia secara terang-terangan mengkritik Presiden Jokowi.

Pernyataan yang disampaikan lewat akun Twitternya itu pun cukup mengejutkan. Mengingat selama ini Denny Siregar dikenal kerap mendukung sejumlah kebijakan yang dibuat Presiden Jokowi.

Bacaan Lainnya

Lewat kicauannya, pengiat sosial media itu menyebut bahwa suatu ketika ia pernah diminta oleh Jokowi untuk memberikan kritiknya. Kritikan itu pun diwujudkan.

“Ini, pak. Kritikan saya terkeras sepanjang perjalanan bapak. Saya ingat bapak berkata dulu, lockdown itu hanya akan mematikan ekonomi rakyat kecil. Begitu juga PPKM Darurat pak, Gak jauh beda,” katanya, Jumat, 16 Juli 2021.

Sebelum ini, Senin lalu, Denny Siregar juga sempat membuat surat terbuka untuk Presiden Jokowi di akun Facebook-nya.

Dalam surat itu, Denny mengatakan bawa ia tidak bisa tidur karena membaca ada rencana pemerintah ingin memperpanjang masa PPKM Darurat menjadi 6 minggu.

Denny lantas bercerita bahwa ia aktif di media sosial dan sering membaca teriakan-terikan orang yang sudah tercekik lehernya karena ekonomi mereka sudah hancur parah.

“Beras habis, listrik gak mampu bayar, tidak ada kerjaan, gak bisa jualan, ngaspal gada penumpang dan banyak lagi yang sulit saya ceritakan,” ungkapnya.

Bahkan, kata Denny, ada pula yang mengiriminya pesan langsung, meminta bantuan untuk makan.

“Trenyuh rasanya hati ini. Tapi harus bagaimana, saya bukan Superman,” katanya.

Denny melanjutkan bahwa ia khawatir rakyat kecil tidak akan tahan jika PPKM darurat dilaksanakan 6 minggu lagi.

Oleh karena itu, ia meminta kepada Presiden Jokowi agar PPKM darurat tidak diperpanjang.

“Kasihan orang-orang kecil, Pak. Mereka harus makan. Anak-anaknya kelaparan. Sudah berbulan-berbulan mereka sabar dan nerima, jangan ditambah lagi penderitaan mereka,” kata Denny.

“Memperpanjang PPKM darurat sama saja dengan membunuh mereka pelan-pelan,” lanjutnya.

Pos terkait