Gempita.co-Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan ada kemungkinan perjanjian antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan sengaja dibocorkan ke publik.
Perjanjian yang dimaksud yakni soal Anies Baswedan yang tidak akan maju menjadi calon presiden jika lawannya adalah Prabowo Subianto.
“Ada kemungkinan itu (sengaja dibocorkan). Pertama, karena berpotensi untuk memotret Anies secara lebih negatif kan. Kita tahu bahwa basis suara Anies dan Prabowo itu memang sampai hari ini masih overlapping, masih berhimpitan,” ujar Djayadi kepada CNNIndonesia TV, Rabu (1/2).
Djayadi menilai isu ini dapat berdampak positif sekaligus negatif kepada Anies dan Gerindra.
Bisa membuat para pendukung Prabowo yang berpindah mendukung Anies jadi berkurang atau bisa direm. Tetapi isu itu juga belum tentu berdampak positif pada Gerindra.
Menurut dia, isu ini mesti dimainkan dengan hati-hati apabila memang dijadikan strategi oleh Gerindra.
“Bisa juga itu memberikan dampak negatif ke Gerinrda, misalnya publik bisa menangkap bahwa Gerinda tampak tidak rela dengan pencalonan itu dan juga kesannya kemudian merasa Anies lah pesaing utamanya,” jelas Djayadi.
Pada kesempatan yang sama, politikus Gerindra Andre Rosiade mengklaim perjanjian antara Prabowo dan Anies merupakan konsumsi internal.
Dengan kata lain, memang tidak pernah ada rencana untuk membeberkan kepada publik.
“Dari awal disampaikan bahwasanya ini (perjanjian) konsumsi internal. Gerindra tidak ada keinginan untuk mengekspose ini. Kalau memang mau mengekspose, dari awal-awal dong kita ekspose,” jelas Andre.
Dia menegaskan bahwa perjanjian itu benar ada, meski enggan menjelaskan lebih rinci terkait isi perjanjian tersebut.
Namun, ia menyebut Prabowo telah menginstruksikan kepada seluruh kader Gerindra agar tidak mengungkit-ungkit jasa dan kebaikan di masa lalu.
Andre memastikan Gerindra tidak mempermasalahkan jika Anies mencalonkan diri sebagai calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.
“Kita tiba-tiba dikagetkan saja beliau deklarasikan calon presiden tanpa pamit dengan Gerindra dan pak Prabowo. Tapi kan dari awal kami sampaikan kami tidak ada masalah. Itu hak beliau untuk dicalonkan dan mencalonkan diri,” jelas Andre.
Perjanjian antara Prabowo dan Anies menjadi buah bibir usai diungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Dalam podcast bersama Akbar Faizal, Sandi mengatakan perjanjian antara dirinya, Prabowo, dan Anies dibuat sebelum Pilpres 2019.
Sandi semula menjawab pertanyaan Akbar terkait video yang beredar bahwa Anies tak akan maju capres apabila Prabowo melakukan langkah serupa. Sandi lalu menjelaskan soal perjanjian yang pernah dibuat.
Sandi menyebut perjanjian itu masih berlaku hingga saat ini selama belum ada kesepakatan mengakhiri perjanjian tersebut.
“Kalau perjanjian itu kan pasti berlaku, berlaku, dan jika tidak diakhiri perjanjian itu akan terus berlangsung,” jelas Sandi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/1).