PONTIANAK, Gempita.co- Dengan didorong kursi roda, Tadjeri Soelaiman meninggalkan Rusunawa Nipah Kuning tempat ia menjalani isolasi sejak dua pekan lalu.
Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono pun ikut melepas kepulangannya kembali ke rumah, dengan memberi buah-buahan segar sebagai pemberi semangat.
“Kesembuhan tidak hanya bagi pasien yang berusia muda, bahkan yang berusia lanjut seperti Bapak Tadjeri bisa sembuh,” ujar Edi seperti dikutip dari situs Pemerintah Kota Pontianak, kemarin.
Tadjeri Soelaiman yang lahir di Pontianak, 19 Oktober 1925, tahun ini genap berusia 95 tahun. Hasil tes usap yang dilakukan pada 18 November lalu, menyatakan dia positif Covid-19. Kemudian dia menjalani isolasi di Rusunawa Nipah Kuning yang dikelola Pemerintah Kota Pontianak.
Usianya yang telah menginjak kepala sembilan, tentu menjadikan Tadjeri sebagai pasien berisiko tinggi ketika terinfeksi Covid-19. Namun Tadjeri bisa sembuh dan hanya mengalami gejala ringan dari Covid-19.
“Bapak hanya pernah mengalami demam satu kali, itu pun tidak tinggi. Tidak sampai 38 derajat Celsius,” ujar putra kelima Tadjeri, Arief Fitriansyah, Jumat (4/12/2020), kepada Kompas.tv.
Arief yang juga positif Covid-19 dan diisolasi bersama dengan Tadjeri di Rusunawa Nipah Kuning, menyebutkan selama masa isolasi, mereka dirawat di kamar yang sama. Hal ini cukup menguntungkan, sehingga Arief bisa mengurus kebutuhan sehari-hari ayahnya.
Saat ini, Tadjeri bersama Arief masih melanjutkan isolasi mandiri di rumahnya yang berada di kawasan Jalan Pancasila, Kota Pontianak. Menurut Arief, kini kondisi Tadjeri sudah membaik. Namun dia masih sering terlihat lemas karena kurang asupan makanan.
“Bapak masih merasa sulit makan, karena tenggorokannya terasa sakit dan susah menelan,” ujarnya. Namun secara keseluruhan, kondisi Tadjeri sudah tidak mengalami gejala Covid-19, sehingga sudah diperbolehkan melanjutkan isolasi mandiri di rumah sendiri.
Untuk membuat asupan makanan Tadjeri mencukupi agar segera bugar kembali, Arief memberikan makanan berkuah dan susu serta madu, agar lebih memudahkan ayahnya menelan makanan.
Hingga kini, Tadjeri masih bisa beraktivitas sendiri tanpa bantuan orang lain. Tidak ada gangguan kesehatan yang berarti yang dia alami di usianya yang ke-95. Ia masih sering melakukan olahraga ringan seperti jalan pagi, juga mengurus kebun halaman rumah. Satu-satunya gangguan fisik yang dialaminya adalah pendengarannya yang sudah menurun.
Banyak yang menanyakan, apa resep Tadjeri, hingga masih sehat di usianya yang ke-95. Ia bahkan bisa sembuh setelah terpapar Covid-19.
Ternyata salah satu resepnya adalah, tidak ada pikiran berat yang terlalu membebani hidupnya. Kehidupannya selalu dijalani dengan apa adanya serta mengalir tanpa beban. Bahkan ketika terpapar Covid-19, tidak ada kekhawatiran berlebih yang menghantui pemikirannya. Semua dijalaninya dengan ringan dan sabar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan kunci kesembuhan pasien Covid-19 adalah daya tahan tubuh atau imunitas. Daya tahan tubuh tersebut dipengaruhi dari pikiran. Sehingga jika tidak stres, selalu bergembira dan tidak pernah takut maka diyakini bisa menjadi faktor terbesar terjadinya kesembuhan.
“Tentunya dengan pikiran yang baik maka perilaku seperti makan dan aktivitas lainnya tidak terganggu,” ujarnya seperti dikutip dari situs Pemerintah Kota Pontianak.
Sidiq menerangkan, saat pertama kali terdeteksi positif Covid-19, Tadjeri dalam kondisi lemah. Kemudian ia meminta untuk dijemput di rumah dan dirawat di Rusunawa Nipah Kuning, hingga kondisinya terus membaik.
Sidiq menambahkan, faktor usia memang menjadi penting terhadap risiko. Akan tetapi bila faktor usia tersebut tidak disertai komorbid, misalnya penyakit kegemukan, kencing manis dan hipertensi, maka risikonya menjadi rendah.
“Pasien ini jika dari aspek fisik tidak gemuk, bapak ini sepertinya enjoy saja, jadi tidak stres dan tidak takut,” imbuhnya.
Menurut Sidiq, dengan pikiran yang positif dan tidak stress, otomatis imunitas tubuh bertambah kuat. Ia mengingatkan, selama vaksin Covid-19 belum bisa digunakan secara luas, maka yang menjadi benteng pertahanan untuk melawan virus corona adalah daya tahan tubuh.
“Karena dengan adanya imunitas, maka akan muncul kekebalan untuk melawan virus,” ujarnya.