Luhut Bilang bagi yang Sudah Divaksin Tak Perlu Takut Omicron

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Bali mengalami kerugian sebesar Rp15 Triliun akibat sepinya wisatawan

Jakarta, Gempita.co – Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan strategi pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mengantisipasi penyebaran omicron berbeda dengan varian delta.

“Jadi kelompok yang sehat, Anda berolahraga dengan baik, Anda sudah divaksin, dan tidak punya komorbid, patuh dengan ini, hidup dengan gembira dan tidak perlu terlalu takut. Tentu ada bahaya tapi probabilty-nya sangat kecil,” ujar Luhut, dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (7/2/2022).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Menurut Luhut, merebaknya varian omicron lebih menyasar kepada kelompok rentan, yaitu lansia, pemilik komorbid, dan orang yang belum divaksin.

Sehingga bagi warga yang bukan termasuk kelompok tersebut tidak perlu terlalu khawatir.

“Memang, tetap ada risiko jika terpapar varian omicron, namun kemungkinan untuk bergejala berat atau menyebabkan kematian relatif kecil,” katanya.

Ia menyampaikan, pemerintah akan mengambil kebijakan yang lebih terarah untuk kelompok lansia, pemilik komorbid, dan orang yang belum divaksin. Ia pun mengimbau agar para lansia dan warga yang memiliki penyakit penyerta segera mendapatkan vaksinasi secara lengkap.

“Kalau Anda punya kasus komorbid, belum vaksin, anda perlu hati-hati karena anda bisa jadi salah satu orang yang bisa cek out,” ungkapnya.

Luhut menerangkan, data sementara sudah 365 orang meninggal dunia setelah varian omicron mulai merebak di Indonesia. Dari 365 orang tersebut, sebagian besar korban meninggal, belum mendapatkan suntikan vaksin covid 19.

“69 persen dari 365 korban meninggal belum mendapatkan suntikan vaksin covid-19. Dari jumlah orang yang meninggal tersebut, sebanyak 42 persen memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Dan, sebanyak 44 persen dari yang meninggal adalah para lansia,” jelasnya.

Karena itu, Luhut menegaskan, pentingnya para lansia dan orang yang memiliki komorbid untuk segera mendapatkan vaksin.

‘Karena kita bicara pakai data. Data menunjukan 69 persen meninggal (belum divaksin). Mayoritas pasien dirawat (gejala) berat, kritis dan meninggal dunia adalah para lansia,” tegas Luhut.

Dia meminta para Lansia dan orang yang memiliki komorbid betul-betul memerhatikan pentingnya vaksinasi dan tidak terpengaruh kabar-kabar tidak jelas seputar vaksin.

“Ini betul-betul kami imbau agar bapak-ibu agar jangan dengarkan masukan tidak jelas. Kita berbicara data,” jelasnya.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali