Jakarta, Gempita.co – Kehadiran Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dinilai membawa napas baru dalam pengadaan BUMN supaya makin bersinar di dunia internasional. Pasalnya, Erick pun memulai gebrakannya dengan memangkas, membongkar, merevisi kembali bentuk perusahaan.“Itu bukan pekerjaan kecil pastinya, tetapi pekerjaan yang sangat besar. Karena Erick harus mampu mengambil keputusan terhadap ratusan perusahaan, di mana sebagian di antaranya adalah perusahaan multinasional,” ujar Pegiat Media Sosial Denny Siregar, di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Denny menilai, salah satu yang ia harus dilakukan Erick agar BUMN ramping dan efektif, adalah memangkas perusahaan mulai induk, anak, cucu, sampai cicit. Misalnya, yang masih bisa digabung, digabungkan dengan perusahaan yang lebih besar. Lalu, yang tidak jelas peruntukannya apa, bisnis kerjanya keluar dari bisnis utama, dilikuidasi sekalian.
“Target Erick Thohir, BUMN kita kelak akan menjadi 80 atau bahkan 70 perusahaan saja, tetapi besar dan berisi. Anda bisa bayangkan selama ini, orang yang memegang BUMN pasti akan diserbu para partai politik dan organisasi yang merasa berjasa. Mereka pasti berusaha keras menitipkan orang-orangnya ke dalam, entah itu sebagai direksi atau juga komisaris,” tambahnya.
Lebih lanjut Denny menyebut ketika Erick mulai melakukan bongkar pasang atau bahkan menciutkan jumlah perusahaan BUMN, pasti ada yang dikorbankan. Mereka yang dulu dapat jatah besar di era Rini Soemarno, harus menghadapi kenyataan tersingkir. Dan yang biasanya diam saja, langsung teriak ke mana-mana. Pada intinya sebenarnya adalah masalah jatah yang berkurang dari biasanya.
“Jadi saya paham kenapa banyak sekali yang menyerang Erick Thohir belakangan ini. Seandainya dia mau main aman saja, tentu tidak banyak suara negatif ke dia. Masalahnya dia dapat tugas dari Jokowi untuk mereformasi BUMN menjadi perusahaan multinasional dan untuk itu dia harus siap berhadapan dengan orang-orang yang tidak puas dengan apa yang dia lakukan,” lanjutnya.
Meski pasti tidak sempurna, tapi Erick Thohir dianggap tetap berada di jalurnya. Dia juga mendapat restu Jokowi dan dilindungi dari serangan-serangan politik yang panahnya diarahkan langsung kepadanya. Apalagi posisi Menteri BUMN adalah posisi strategis untuk kembali menjadikannya sapi perahan. Tahun 2024 nanti banyak partai yang butuh sumber dana untuk memulai pertarungan.
“Poin saya cukup, selama Jokowi memberi restu, saya akan terus menjaganya. Dan di sini kita akan melihat banyak karakter yang asli bermunculan, ketika periuk nasinya mulai digoyang,” tandas Denny.