Gempita.co – Media Inggris Daily Mail menuding Google manipulasi hasil pencarian.
Tudingan itu dilayangkan, karena Google dianggap terlalu banyak kendali atas periklanan online, menurunkan peringkat tautan berita mereka, dan lebih menyukai outlet berita lain.
Didalam gugatannya Daily menuding adanya penjualan investaris iklan serta dapat memutuskan di mana iklan akan ditempatkan di halaman media online.
“Kurangnya persaingan untuk inventaris penerbit menekan harga dan mengurangi jumlah dan kualitas berita yang tersedia bagi pembaca, tetapi Google akhirnya unggul karena mengontrol semakin banyak ruang iklan yang tersisa,” kata gugatan tersebut.
Selain itu, gugatan yang dilayangkan di Pengadilan Distrik New York itu juga mengatakan bahwa Google “menghukum” penerbit yang “tidak tunduk pada praktiknya”.
Pada saat itu, kekhawatiran Daily Mail muncul usai perusahaan menilai bahwa liputannya tentang keluarga Kerajaan Inggris pada tahun 2021 telah diremehkan dalam hasil pencarian Google.
Contohnya, ketika pengguna Google di Inggris mencari komentar penyiar Piers Morgan tentang Meghan Markle setelah wawancara dengan Oprah Winfrey, mereka lebih cenderung melihat artikel tentang Morgan yang diproduksi oleh outlet regional yang lebih kecil, alih-alih dari Daily Mail.
Padahal, Daily Mail menulis banyak berita tentang komentar Piers Morgan setiap hari pada waktu itu. Perusahaan bahkan mempekerjakan Morgan sebagai kolumnis.
Sementara, Daily Mail sendiri merupakan salah satu situs berita terbesar di dunia, dengan pembaca yang sangat besar di AS. Popularitas mereka dibantu oleh perpaduan gambar selebriti, agregasi berita cepat, dan cerita perang budaya.
Sumber: rri.co.id