Gempita.co – Konten video, gambar hingga hastag #FreePalestine dan #CeasefireNOW terus bergemuruh di seluruh platform bahkan menjadi trending, termasuk di TikTok, Twitter (X), Facebook, Instagram dan YouTube.
Pakar media sosial dan PDP (perlindungan data pribadi) Ibnu Dwi Cahyo mengatakan kalau isu Gaza Palestina menjadi berita paling menarik perhatian di seluruh dunia, bahkan menggeser berita perang Ukraina-Rusia yang juga masih berlangsung sampai saat ini.
Dari seluruh platform yang ada, keberadaan TikTok ternyata mengambil peran yang cukup besar dalam menyampaikan isu Palestina ke masyarakat dunia.
“Algoritma TikTok membuat sebuah konten dengan cepat viral, bahkan tanpa perlu disokong dengan iklan berbayar. Apalagi TikTok buatan Tiongkok, sehingga bisa dibilang proses banned terhadap konten pro Palestina tidak masif seperti di platform media sosial lain seperti Instagram, facebook dan Youtube,” jelas Ibnu dalam keterangan resmi, Senin (06/11), dikutip Uzone.
Menurut Ibnu, viralitas konten-konten Palestina di TikTok mendorong semakin besarnya support terhadap Palestina dari masyarakat Barat, termasuk demo-demo besar di London, Washington dan berbagai kota besar.
“Terutama konten-konten terkait pemboman Israel ke berbagai lokasi sipil seperti gereja, rumah sakit maupun sekolah dan tempat pengungsian,” terang Ibnu.
Konten Gaza Palestina saat ini lebih mudah tersebar di WhatsApp berkat proses mengunduh dari TikTok yang lebih mudah. Jika dibandingkan dengan isu Gaza-Palestina tahun 2017 yang lalu, engagement kali ini lebih powerful dibanding 6 tahun ke belakang.
“Kalau kita lihat masyarakat di dunia barat juga sangat massif melakukan penolakan terhadap serangan Israel ke Gaza, pembelaan mereka terhadap Palestina sangat besar.
Konsumsi konten mereka lewat TikTok lah yang membuat perbedaan dengan konflik Palestina Israel sebelumnya, dimana konsumsi konten hanya lewat media sosial Instagram, Facebook, Youtube saja,” tambahnya.
Dalam satu minggu ke belakang, di beberapa platform besar seperti TikTok, X, YouTube, media online dan blog, keyword Gaza dan Palestina, Amerika Serikat, Indonesia, India dan Prancis berada secara berurutan menjadi negara dengan pembicaraan terbesar.
Kata kunci Palestina Indonesia berada peringkat pertama diikuti oleh negara-negara berbahasa latin seperti Spanyol serta negara di Amerika Selatan.
Tidak hanya keywords, akun-akun public figure juga turut ramai dibicarakan. Salah satunya adalah Piers Morgan yang viral karena wawancaranya dengan Bassem Youssef, seorang komika terkemuka yang pro-Palestina.
Konten wawancara keduanya menjadi salah satu konten yang paling viral di TikTok dan juga platform media sosial lainnya. Sementara itu, di Tiktok Indonesia, konten video Bang Onim dan Muhammad Husein ramai dibicarakan karena keduanya merupakan relawan WNI di Gaza, Palestina.
Semakin menguatnya konten soal konflik Palestina Israel di Gaza tidak hanya mendorong volume massa yang semakin besar namun juga memberikan ‘tugas’ tambahan untuk TikTok.
TikTok banyak menghapus video terkait konflik Israel dan Palestina dengan berbagai alasan.
“Misalnya permintaan dari Uni Eropa untuk menghapus berbagai video terkait dengan adanya UU Layanan Digital Eropa. TikTok juga didorong menghapus berbagai video yang dianggap mendorong masyarakat untuk berpihak ke Hamas,” tambah Ibnu.
Ancaman dari Uni Eropa terkait konten Palestina-Hamas ini tidak main-main, TikTok kemungkinan didenda hingga 6 persen dari revenue tahunan mereka jika tidak memenuhi permintaan Eropa.
Di tengah ancaman penghapusan konten yang terjadi, keberadaan TikTok dan platform lainnya telah mengubah persepsi banyak masyarakat dunia terkait konflik ini. Secara tidak langsung, efek media sosial seperti TikTok memberi dampak besar pada gerakan dan dukungan yang terjadi di seluruh dunia.