Jakarta, Gempita.co – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak Corona Indonesia akan terjadi pada Juni 2021. Prediksi tersebut mempertimbangkan kemungkinan kenaikan kasus Covid-19 yang belakangan mulai terlihat pasca libur Lebaran.
Menanggapi hal ini, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan puncak Corona bisa dimulai dari awal sampai akhir Juni, dan tak tertutup kemungkinan risiko puncak berikutnya terjadi dengan kontribusi kasus Covid-19 lebih besar.
“Sebagian klaster itu kan mayoritas itu sudah tidak bisa dideteksi, sehingga pandeminya terus memanjang, menguat,” kata Dicky, menjelaskan mengapa gelombang pertama Corona Indonesia tak kunjung selesai.
“Jadi masih di first wave dengan beberapa puncak,” sambungnya.
Menurutnya, puncak Corona di Tanah Air per harinya akan mencapai 50-100 ribu kasus. Lagi-lagi, hal ini dikarenakan Indonesia berada di level community transmission, yang artinya penularan sudah terjadi di ‘level mengkhawatirkan’.
“Puncak Corona di Indonesia yang kesekian ini nanti akhir Juni diperkirakan, menurut saya, kasusnya bisa sampai 50-100 ribu per hari,” jelas Dicky, pakar yang sempat terlibat dalam penanganan SARS, HIV, dan flu burung di Kemenkes.
“Sayangnya, ini tidak serta-merta kita jamin akan terdeteksi karena minimnya testing. Karena ketika ini pun terdeteksi oleh Indonesia dengan kapasitas testing dan tracing yang lebih rendah, itu artinya kasus di masyarakat tinggi,” tambahnya.
Maka dari itu, lanjutnya, perlu ada pemantauan kasus Corona yang berfokus dari rumah ke rumah.
“80 persen kasus terjadi di rumah tangga,” sebutnya.