Jakarta, Gempita.co – Saat ini embargo vaksin Covid-19 di dunia masih berlangsung karena gelombang ketiga penyebaran virus corona di negara-negara yang menjadi tempat produksi vaksin tersebut. Hal ini berimbas ke suplai vaksin berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Akibatnya pengaruhi ratusan negara dunia, termasuk Indonesia. Sehingga jumlah vaksin yang tadinya tersedia untuk Maret-April masing-masing 15 juta dosis, atau total dua bulan 30 juta dosis, kita hanya bisa dapat 20 juta dosis,” kata Menkes Budi Gunasi Sadikin, dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (5/4/2021).
“Atau 2/3, sehingga akibatnya laju vaksinasinya, mohon maaf bisa sampaikan, agak kita atur kembali, sehingga kenaikannya tidak secepat sebelumnya, karena memang vaksinnya berkurang suplainya,” sambung Budi.
Budi menjelaskan, saat ini pemerintah masih terus melakukan negosiasi dengan negara-negara produsen vaksin. Harapannya, pada Mei mendatang situasi dapat kembali normal.
“Dengan keterbatasan suplai vaksin, pemerintah menegaskan bahwa saat ini kelompok lansia di atas 60 tahun masih menjadi sasaran prioritas penerima vaksin,” ujarnya.
Budi menyebut berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, dari 1,5 juta penduduk Indonesia yang terpapar Covid, kelompok lansia yang terpapar hanya sebesar 10 persen.
Namun, sambungnya, dari total kasus kematian Indonesia, 50 persennya merupakan warga yang berada dalam kelompok lansia di atas 60 tahun.
“Jadi kelihatan sekali bahwa teman-teman di atas 60 berisiko sangat tinggi. Kalau kita lihat, yang masuk rumah sakit, wafat, untuk non-lansia hanya sekitar 10 persen dari total yang masuk, tapi yang lansia hampir tiga kali,” ungkapnya.