Menteri Trenggono Minta UPT Optimalkan Potensi Budidaya Kerapu Hibrida Cantang

Foto:dok.Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Jakarta, Gempita.co – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono meminta jajarannya terus mengembangkan potensi budidaya kerapu hibrida cantang yang sudah berjalan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Selain karena sudah menguasai teknologi budidayanya, nilai jual komoditas tersebut juga terbilang tinggi.

“Budidaya kerapu hibrida ini perlu untuk terus didorong potensinya, karena selain keunggulannya yang menguntungkan, juga sejalan dengan visi KKP dalam membangun kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat,” ucap Menteri Trenggono, saat meninjau lokasi budidaya kerapu hibrida cantang di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, pada Selasa (16/3/2021).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Selain itu, Menteri Trenggono juga menyampaikan Badan Layanan Umum (BLU) LPMUKP yang dimiliki KKP dapat memberikan akses pinjaman modal bagi para pembudidaya.

Berdasarkan informasi yang dilansir dari BPBAP Situbondo, ikan kerapu merupakan salah satu komoditas hasil perikanan budidaya yang memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar regional maupun internasional.

Foto:dok.Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Hal itu didukung oleh pernyataan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto. Ia mengatakan aktivitas budidaya ikan kerapu yang dilakukan masyarakat ini merupakan peluang emas di masa pandemi Covid-19, karena dipastikan akan menggerakkan ekonomi masyarakat.

“Ini tentu sangat berpeluang untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir khususnya,” ungkap Slamet, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/3/2021).

Sebagai informasi, Kerapu Hibrida Cantang merupakan kerapu hasil persilangan antara induk kerapu macan betina dengan kerapu kertang jantan.

Hal-hal yang menjadi keunggulan dari kerapu hibrida ini antara lain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, serta dapat tumbuh lebih cepat dari induk aslinya, yaitu sekitar 500-600 gram dalam waktu 5-6 bulan dari ukuran tebar 10 cm di Keramba Jaring Apung (KJA). Hal itu sudah pasti akan memberikan keuntungan lebih bagi para nelayan.

Foto:dok.Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Kepala BPBAP Situbondo, Nono Hartanto menegaskan bahwa Situbondo akan semakin fokus untuk menjadi pusat budidaya ikan kerapu yang terbaik, bukan saja di Indonesia melainkan juga se-Asia dan dunia. Oleh karena itu BPBAP Situbondo menjadi tempat belajar bagaimana cara budidaya ikan kerapu yang baik dan benar.

“Ya, Situbondo ini diharapkan kedepan bisa menjadi tempat belajar masyarakat tentang bagaimana cara budidaya kerapu yang baik dan benar,” jelas Nono.

Sumber: Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali