Meramal Corona Sejak 1981, Novel “The Eyes of Darkness” Terus Diburu

Novel thriller ‘The Eyes of Darkness’ karya Dean Koontz yang diterbitkan tahun 1981 terus menjadi buruan masyarakat. Buku ini menyebut Wuhan-400 sebagai virus bioweapon yang dibuat untuk tujuan tertentu dengan tingkat kematian 100 persen)/net

Jakarta, Gempita.co-Buku novel thriller ‘The Eyes of Darkness’ karya Dean Koontz yang diterbitkan tahun 1981 terus menjadi buruan masyarakat. Novel ini mendeskripsikan sebuah virus bernama ‘Wuhan-400’, yang meramalkan wabah virus Corona yang berasal dari Wuhan, China.

Meskipun telah memiliki usia lebih dari 40 tahun sejak perilisannya, di peringkat situs Amazon, buku Koontz paling banyak terjual ke-tiga dalam sepekan ini. Posisinya berada di belakang buku’ Whisper Man’ karya Alex North dan Mirror and the Light besutan Hilary Mantel.

Dalam bukunya, Dean Koontz menyebut Wuhan-400 sebagai virus bioweapon yang dibuat untuk tujuan tertentu dengan tingkat kematian 100 persen dalam waktu 12 jam.

Digambarkan,tokoh-tokoh China akan menggunakannya untuk melenyapkan sebuah kota atau negara tanpa perlu dekontaminasi dengan biaya mahal.

Buku ini banyak menarik perhatian dan juga yang pertanyaan dari masyarakat pembaca. Apakah benar buku itu meramalkan kedatangan virus Corona?

Kantor berita Reuters pernah melakukan penelusuran yang hasilnya memang benar Koontz menulis soal virus bernama Wuhan 400 dalam novelnya dan mengacu pada kota Wuhan, tempat asal virus Covid-19.

Namun ada yang berbeda antara apa yang  ditulis Dean Koontz dalam novelnya dengan kenyataan sebenarnya yang terjadi saat ini. Dalam karya fiksinya disebutkan Wuhan 400 adalah “sebuah senjata biologis baru China dalam satu dekade”.  Virus itu dikembangkan oleh laboratorium di luar kota Wuhan.

Kenyataannya, tidak ada satu bukti yang mendukung kalau virus corona diproduksi di sebuah laboratorium.  Virus itu, berdasarkan penelitian, bermula dari sebuah pasar di Wuhan yang menjual daging binatang liar. Para ilmuwan yakin bahwa virus itu berasal dari kelelawar dan menjangkiti manusia lewat perantara binatang lain.

Selain itu Koontz dalam novelnya menyebut bahwa Wuhan 400 memiliki masa inkubasi hanya 4 jam. Sementara Covid-19 telah diketahui masa inkubasinya selama 1 – 14 hari.

Meskipun ada beberapa perbedaan lagi antara buku Koontz dengan kenyataan di lapangan, novel ‘The Eyes of Darkness’ ini masih terus saja diburu sebagai bacaan yang menarik.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali