Kairo, Gempita.co – Dalam peradaban Mesir kuno, peri mati sangat penting dari sudut pandang agama dan simbolis, karena merupakan fase terpenting dalam proses penguburan dan tempat di mana jenazah dipersiapkan untuk proses penghakiman di akhirat.
Dilansir dari Arab News melalui RRI.co.id, salah satu peti mati kayu berwarna yang baru-baru ini ditemukan di sebuah sumur di daerah suci Saqqara, tempat pemakaman bagi orang-orang Mesir kuno selama lebih dari 3.000 tahun, di selatan ibu kota Kairo, oleh misi arkeologi Dewan Tertinggi Barang antik pada 3 Oktober 2020.
Peti mati kuno tersebut dihiasi dengan kalung besar dengan gambar kepala elang dan dengan dewi langit “Nut” muncul melebarkan sayapnya, membawa dua bulu “Maat” (dewi kebenaran dan keadilan). Bagian tengah peti mati dihiasi dengan mantra agama.
Di sekelilingnya ada dua baris dewa “Was” yang memegang tongkat kerajaan di tangannya. Di bagian bawah peti mati, terdapat gambar dua sosok dewa akhirat Anubis.
Peti mati juga bertuliskan persembahan dan pidato yang dikelilingi oleh dua baris dewa. Sebelumnya, paviliun menerima koleksi replika Raja Tutankhamun, termasuk topeng emasnya, sarkofagus, kursi pesta khusus, dan singgasana raja emas.
Saat ini peti mati kuno Pendeta Psamtik, “putra Pediosir” telah tiba di Uni Emirat Arab (UEA) untuk dipajang di Paviliun Mesir di Expo 2020 Dubai.
Dalam acara ini juga ditampilkan acara rekreasi dan budaya untuk menarik sebanyak mungkin penonton dan pengunjung ke pameran.
Mumi-mumi yang berusia 3.000 tahun juga kini sedang dalam proses diangkut ke Expo 2020 Dubai yang akan dimasukkan ke dalam artefak tampilan digitalnya dari Mesir Kuno.