Panen Kerapu Cantang di Denpasar Bali, Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Foto:dok.Humas Perikanan Budidaya

Jakarta, Gempita.co – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) akan terus mengoptimalkan budidaya laut. Pasalnya, banyak potensi budidaya laut yang belum dimanfaatkan.

“Budidaya laut sebagai prioritas kebijakan pembangunan perikanan budidaya nasional ke depan mengingat besarnya potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal sampai dengan saat ini”, ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto saat menyerahkan bantuan 3 ribu benih abalon dari Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem, di Serangan, Denpasar, Bali (15/2).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Selain itu, ia juga menyerahkan 5 ribu benih kerapu cantang dari BPBAP Situbondo.

Bersama dengan Ketua Komisi IV DPR RI, Dirjen Slamet mengatakan kedatangannya ke Serangan Denpasar selain menyerahkan program bantuan, ada dua agenda utama yaitu meninjau budidaya koral yang dikelola oleh Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN).

“Di sini, kami melihat langsung, hasilnya cukup bagus yaitu dengan mengambil indukan karang, kemudian indukan karang tersebut dibudidayakan, dan nanti indukan tersebut akan dikembalikan ke alam, dan seterusnya seperti itu. Dan yang kedua meninjau budidaya ikan kerapu, luar biasa hasilnya artinya di daerah Serangan ini bisa diintegrasikan budidaya karang, budidaya kerapu dan tempat wisata dan juga mangrovenya,” papar Slamet.

“Kami melihat di sini potensinya sangat luar biasa dan sudah dikelola dengan baik budidayanya seperti untuk ikan kerapunya. Hasilnya juga sangat bagus,” tambahnya.

Slamet menjelaskan, seperti dari kelompok pembudidaya ikan Sarimerta Segara, bisa menghasilkan sekitar 600 kg untuk konsumsi lokal, kerapu cantang dengan waktu pemeliharaan 6 bulan dengan berat rata rata 6 ons per ekornya.

“Untuk itu, guna peningkatan produksinya ke depan, akan kita bantu keramba jaring apung,” kata Slamet.

Bicara keramba jaring apung, tambah Slamet, KKP telah mengembangkan budidaya laut menggunakan keramba jaring apung dengan komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi di setiap wilayah. Contoh budidaya laut yang dapat dikembangkan antara lain ikan kerapu dan abalon. Komoditas budidaya ikan laut tersebut merupakan komoditas ekspor dan banyak diminati oleh pasar luar negeri yang masih sangat terbuka lebar.

“Disini kami melihat potensi perikanan budidaya lautnya sangat luar biasa. Untuk itu, ke depan akan kita optimalkan agar dapat memberikan banyak manfaat. Karena, ikan laut secara ekonomi sangat tinggi nilainya, dan pangsa pasarnya pun luas. Oleh karenanya, budidaya ikan laut jadi prioritas ke depan,” terangnya.

Peran Strategis

Lanjut Slamet, budidaya laut pun memiliki peran yang sangat strategis di tengah masyarakat. Di antaranya sebagai penyedia lapangan pekerjaan, peningkat kesejahteraan, penjaga ketahanan pangan. Kemudian peluang pasar cukup besar baik di pasar lokal maupun sebagai elemen peningkatan nilai ekspor di tengah pandemi ini.

“Kami berharap usaha budidaya laut yang dilakukan dapat berkelanjutan bukan hanya dari aspek lingkungan, namun juga dapat berkelanjutan dan mandiri pada usahanya. Untuk memastikan keberlanjutan tersebut, beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh pelaku usaha budidaya seperti daya dukung lingkungan, pembangunan model kawasan, optimalisasi sarana dan prasarana, serta keterlibatan seluruh stakeholder dan masyarakat sekitar harus terus ditingkatkan guna kesejahteraan sosial dan ekonomi”, ujarnya.

Penyokong Produksi

Untuk itu, masih menurut Slamet, keberadaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB selain menjadi penyokong produksi perikanan budidaya, UPT DJPB juga diharapkan menjadi inkubator bisnis sekaligus menjadi penggerak ekonomi di wilayahnya .

Ia mengatakan, UPT DJPB juga harus menjadi pusat layanan dan penyebaran teknologi di daerah serta dapat selalu hadir di saat masyarakat memerlukan solusi sebagai bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.

“Selama memberikan manfaat kami pemerintah pusat dibantu dengan UPT kami di daerah akan terus hadir untuk masyarakat. Baik dari sisi bantuan maupun pendampingan teknologi,” tutur Slamet.

Seperti halnya, BPIUUK Karangasem yang telah berhasil dalam melakukan pengembangan inovasi teknologi budidaya untuk meningkatkan produksi abalon baik dalam teknik pembenihan dan pengembangan teknologi budidaya abalon.

Pengembangan budidaya abalon masih sangat potensial dilakukan di Indonesia selain dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyakarat juga memberikan dampak positif secara ekologi, dengan budidaya tidak terjadi lagi eksploitasi sumber daya abalon di alam.

Selain BPIUUK Karangasem, BPBAP Situbondo telah lama mengembangkan teknologi budidaya ikan kerapu, salah satunya adalah melakukan persilangan dengan produk berupa kerapu hibrid. Ikan kerapu cantang merupakan salah satu produk hibridisasi. Kerapu cantang merupakan hasil persilangan antara induk kerapu macan betina dengan induk kerapu kertang jantan.

Ikan kerapu cantang memiliki beberapa keunggulan, selain nilai ekonomisnya yang tinggi, kerapu cantang memiliki laju pertumbuhan yg lebih tinggi dibandingkan kerapu jenis lain, yakni sekitar 500-600 gram dalam waktu 6 bulan dari ukuran tebar 10 cm di Keramba Jaring Apung.

“Oleh karenanya, apa yang sudah kami temukan akan kami transformasikan ke masyarakat agar apa yang sudah kami temukan bisa memberikan nilai lebih bagi masyarakat,” papar Slamet.

Masa Depan Perikanan

Foto:dok.Humas Perikanan Budidaya

Di tempat yang sama, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan perikanan budidaya adalah masa depan perikanan kita. Dengan budidaya, kita tidak merusak alam dan apa yang kita punya bisa dikembangkan.

“Jangan rusak alamnya, kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga alam ini. Makanya budidaya sangat baik untuk menjaga kelestarian alam kita. Untuk itu, harus kita jaga dengan budidaya dan jangan buang sampah ke laut,” kata Sudin.

Ia meminta kepada KKP agar pembudidaya terus dibantu, seperti memberikan keramba jaring apung supaya pembudidaya ke depannya bisa lebih mandiri.

“Melalui bantuan yang diberikan, saya berharap dapat bermanfaat bagi pembudidaya supaya masyarakat punya mata pencaharian sehingga kesejahteraan meningkat,” ujarnya.

“Disini, saya pribadi bangga dengan pembudidaya di Serangan ini seperti kelompok pembudidaya ikan Sarimerta Segara, walaupun di tengah pandemi ini masih bisa mandiri melahirkan usaha budidaya kerapu,” tambah Sudin.

BPIUUK Karangasem Siap Mendukung

Sementara itu, Kepala BPIUUK Karangasem, Winarno, menyebutkan guna mensukseskan program pemerintah, BPIUUK Karangasem siap mendukung dari sisi inovasi teknologinya, pengembangan komoditas udang dan kekerangan dan pendampingan teknologinya.

“Di antaranya terus berinovasi dalam pengembangan budidaya abalon dari penyiapan induk unggul dan benih bermutu dan kami ingin teknologinya benar benar dapat diaplikasikan di masyarakat pembudidaya,” jelasnya.

Mengingat, pengembangan budidaya abalon perlu diperhatikan kelayakan lokasi untuk budidayanya berdasarkan kondisi fisik perairan, kondisi kimia dan akses ke lokasi budidaya. Perairan terlindungi dan aman untuk membangun kontruksi budidaya, kemudian aksesibilitas juga perlu diperhatikan seperti lokasi budidaya mudah dijangkau dan keamanan terjamin.

“Dan perlu dicatat perairan harus bebas dari pencemaran, buangan industri, limbah pertanian ataupun limbah rumah tangga.

“Program bantuan 3 ribu benih abalon ini diharapkan kelompok pembudidaya ikan Sarimerta Segara dapat melakukan usaha pengembangan budidaya abalon berkelanjutan dan menjadi pendapatan baru bagi kelompok,” kata Winarno.

Terima Kasih

Sementara itu, Ketua kelompok pembudidaya ikan Sarimerta Segara, I Made Jijir, mengucapkan terima kasih kepada KKP atas bantuan benih kerapu cantang dan abalon yang diberikan.

“Semoga kami dapat mengembangkan budidaya ikan kerapu dan abalon secara berkelanjutan dan mandiri,” ucap I Made Jijir.

Pasalnya usaha budidaya kerapu cantang yang sudah dijalankan, kemarin panen kerapu cantang kurang lebih sekitar 600 kg diperoleh sekitar Rp 42.000.000,-. Sementara pasarnya saat ini hanya bisa memenuhi restoran restoran di kota Denpasar.

“Hasilnya sangat menjanjikan, ini saja baru untuk Denpasar karena produksinya baru cukup untuk lokal. Harapannya ke depan dengan adanya bantuan ini produksinya bisa lebih besar dan bisa untuk daerah lain. Syukur syukur bisa ekspor ke luar negeri,” tandasnya.

Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali