Pembantaian Jurnalis di Meksiko, Bulan Ini 4 Wartawan Tewas Mengenaskan

Mexico City, Gempita.co – Meksiko darurat perlindungan wartawan. Serentetan pembunuhan paling kejam dalam satu dekade terakhir telah memicu protes, kelompok kebebasan pers mendesak pemerintah berbuat lebih banyak untuk melindungi jurnalis.

“Satu bulan. Seorang reporter Meksiko ditembak dan melarikan diri dari penyerangnya. Seorang reporter Meksiko terluka parah ditusuk pisau. Empat wartawan Meksiko dibunuh,” Ketua Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) Meksiko Jan-Albert Hootsen menulis lewat Twiter akun @jahootsen.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Jurnalis terakhir yang tewas adalah Roberto Toledo, videografer situs web Monitor Michoacan. Ironisnya, ia ditembak di kantornya saat hendak mengunggah video tentang kasus korupsi.

“Kami tahu dari mana semua ini berasal,” kata Armando Linares, direktur Monitor Michoacan, kepada Mexico Today, Sabtu (5/2) pagi. Ia tidak mengidentifikasi sang penyerang.

Tiga hari sebelumnya, Lourdes Maldonado López diberondong peluru saat masuk pagar rumahnya. Kaca mobil Dodge perempuan jurnalis itu berhamburan bercampur darah.

Seperti Toledo, Lourdes juga masuk dalam daftar perlindungan oleh Garda Nasional setelah pada 2019 ia menemui langsung Presiden Andrés Manuel López Obrador. Lourdes menyampaikan ketakutannya atas ancaman dari mantan Gubernur Negara Bagian Baja California Jaime Bonilla.

“Saya takut akan hidup saya,” katanya kepada presiden saat pertemuan rutin pagi dengan pers.

Tapi pada Maret 2021, seorang pria bersenjata memberondong mobilnya. Saat itu ia selamat. Bonilla membantah berada di belakang dua kali penyerangan terhadap Lourdes.

“Skema perlindungan pemerintah kacau sejak awal. Pemerintah setengah hati,” kata pengacara wartawan Sonia de Anda.

Selain Toledo dan Lourdes, ada Antonio Maya yang dihabisi oleh anggota kartel narkoba saat keluar rumah pada siang bolong di Tijuana. Padahal polisi berpakaian preman mengawal di belakang mobilnya. Lalu fotografer Margarito Martinez yang isi perutnya terburai dihajar peluru di depan kantor.

Undang-undang perlindungan jurnalis di Meksiko sangat lemah. Tidak merinci siapa jurnalis yang berisiko dan perlindungan apa yang mereka dapatkan.

Pembuatan beleid tersebut tanpa melibatkan wartawan. “Mereka mengarangnya sambil berjalan,” ujar Sonia de Anda, sengit.

Para jurnalis Meksiko terguncang atas serentetan pembunuhan sadis tersebut. Kebebasan pers terancam di tengah pemerintahan Presiden Obrador yang dinilai korup. Ia juga dikritik lemah terhadap kartel narkotika.

Armando Linares dari Monitor Michoacan berbicara dengan prihatin, bahwa menulis berita korupsi dan kartel narkoba di Meksiko sama berbahayanya.

“Pemerintah selalu hanya diam. Kami tidak membawa senjata. Kami hanya memiliki pena dan buku catatan untuk membela diri,” ujarnya, sambil menahan tangis di sisi makam Toledo seperti dilansir dari laman Publicanews.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali