Pemerintah Diminta Waspadai Mobilitas Warga Sebelum Terapkan PPKM Level 3

Jakarta, Gempita.co-Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengatakan pemerintah perlu mewaspadai kemungkinan tingginya mobilitas masyarakat sebelum PPKM Level 3 diberlakukan.

Pemerintah mengumumkan rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 3 di seluruh daerah pada 24 Desember 2021-2 Januari 2022. Upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur Natal dan tahun baru.

Bacaan Lainnya

“Kalau disebutkan bahwa dari sekarang diumumkan supaya masyarakat jangan terlanjur beli tiket, maka perlu diwaspadai juga kemungkinan tingginya mobilitas pada Kamis 23 Desember atau sebelumnya,” kata Tjandra dalam keterangannya, Sabtu, 20 November 2021.

Tjandra mengatakan masih ada waktu 1 bulan sebelum penerapan PPKM Level 3. Dari pengalaman yang ada, maka situasi Covid-19 dapat berubah dalam hitungan hari atau pekan, sehingga keputusan akhir baiknya dilakukan ke lebih dekat dari waktu pelaksanaannya. “Sejauh ini tentu kita belum tahu pasti tentang bagaimana situasi epidemiologik nanti di hari-hari akhir Desember 2021,” kata dia.

Menurut Tjandra, Covid-19 masih banyak memiliki aspek unpredictibility. Misalnya, ada atau tidaknya varian baru, walaupun sampai sekarang belum ada laporan jelas tentang varian baru Covid-19 yang amat mengkhawatirkan.

Yang pasti, kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini, untuk mengantisipasi lonjakan akibat libur Natal dan tahun baru, masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan 3M dan 5M. Kemudian memeriksakan diri jika ada gejala atau kemungkinan kontak atau sesudah bepergian dari negara yang sedang tinggi kasusnya. “Untuk yang belum divaksinasi agar segera divaksinasi,” ujarnya.

Di sisi pemerintah, Tjandra menyarankan agar mengatur PPKM sesuai level yang ada dan meningkatkan jumlah tes. Saat ini, menurut dia, terkesan jumlah total tes seperti sudah memadai. Namun, masih banyak daerah yang belum mencapai target tes dan pelacakan.

Tjandra juga menyarankan agar pemerintah meningkatkan pemeriksaan whole genome sequencing untuk mendeteksi kemungkinan varian baru. Sampai 18 November 2021, Indonesia sudah memasukkan 8.839 sampel WGS virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ke GISAID, yang mengkompilasi data dari seluruh dunia.

Selain itu, vaksinasi juga harus digalakkan, apalagi sekitar 60 persen penduduk dari target vaksinasi Covid-19 belum mendapatkan suntikan lengkap. Juga ada 70 persen lansia dari target vaksinasi yang belum mendapat dosis lengkap.

Mengenai mobilitas orang dari luar negeri, Tjandra menyampaikan 3 cara pengendalian. Ketiganya ialah pengetatan pemeriksaan di pintu masuk negara di kantor kesehatan pelabuhan (KKP), pemberlakuan masa karantina yang memadai, dan pemantauan bagi mereka yang sudah selesai karantina. “Setidaknya sampai 7 atau 14 hari kemudian,” katanya ihwal kebijakan PPKM Level 3.

Pos terkait