Perang Genk Meningkat, Polisi Australia Bentuk Buser

Kepala SMKN 1 Garut membawa senjata api saat bertikai dengan pengurus Kadin Garut. (Ilustrasi)

Gempita.co – Kepolisian Australia menghadapi gelombang aksi kekerasan genk, dalam 18 bulan terakhir 14 orang tewas.

Hal ini mendorong polisi di Sydney untuk membentuk unit investigasi khusus guna memerangi kekerasan tersebut.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Satuan Tugas Erebus dibentuk setelah Rami Iskander yang berusia 23 tahun tewas dibunuh ala geng Sabtu lalu (14/5), hanya berselang dua minggu setelah pamannya Mahmoud Ahmad, seorang tersangka kelompok kriminal yang senior di Sydney, tewas dibunuh.

Iskander menderita beberapa luka tembak di dada dan perut, dan diserang saat istrinya yang sedang hamil dan anaknya yang masih kecil tidur di dalam rumah mereka di Sydney.

Minggu lalu seorang tersangka bos geng motor Tarek Zahed selamat setelah ditembak sepuluh kali di dalam sebuah gimnasium di Sydney. Saudaranya Omar tewas dalam apa yang dianggap sebagai serangan balas dendam atas penembakan sebelumnya.

Kepala detektif pengawas Darren Bennett dari Kepolisian New South Wales mengatakan aksi kekerasan ini tidak akan ditolerir.

“Kami berada dalam serangkaian aksi balas dendam antar penjahat terorganisir di barat daya Sydney. Satu saja sudah terlalu banyak, dan saya prihatin hal ini akan bocor ke publik. Kami melakukan segala yang dapat kami lakukan untuk menghentikan kejahatan ini dan menyelidiki kejahatan yang terjadi.”

Pejabat senior kepolisian mengatakan Satuan Tugas Erebus juga akan menyelidiki impor dan pasokan obat-obatan terlarang dan senjata api ilegal, juga sejumlah kegiatan kriminal lainnya.

Komisaris Polisi New South Wales Karen Webb membantah pihaknya tidak dapat menangani kejahatan terorganisir itu.

Beberapa analis mengatakan Australia telah dibanjiri senjata api ilegal, meskipun kontrol ketat diberlakukan setelah pembantaian di Port Arthur di negara bagian Tasmania tahun 1996. Tiga puluh lima orang tewas dibantai seorang laki-laki bersenjata, yang kini sedang menjalani hukuman seumur hidup.

Antara tahun 1998-2006 ada sedikitnya 27 kematian terkait aksi kejahatan antar-geng di Melbourne dalam perebutan wilayah terkait perdagangan gelap amfetamin.

Sumber: voa

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali