Pilihan Anda di Tengah Merebaknya Wabah Covid-19

ilustrasi

Oleh: Philip Fam

Pilihan Ada pada Anda Sendiri: Mau Terus Hidup dalam Kecemasan atau Kedamaian di Tengah Merebaknya Wabah Covid-19

Bacaan Lainnya

Saya pernah mengalami dalam hidup saya semasa kecil di tahun 70-an menyaksikan beberapa pabrik penuh dengan gambar-gambar angker yang menakutkan. Mungkin gambar-gambar itu diwajibkan oleh pemerintah harus ditempelkan pada dinding-dinding bangunan pabrik sehingga setiap orang yang berada di dalam pabrik dengan mudah bisa melihatnya.

Tujuan gambar itu dibuat dengan adegan terputus tangan atau kepala berdarah-darah seseorang yang tergilas oleh mesin yang ada di pabrik itu adalah supaya orang yang berada di sana bisa berhati-hati terhadap bahaya roda mesin yang sedang berputar dengan kecepatan tinggi. Artinya orang yang ada di sana jangan mencoba memasukkan tangannya atau mendekatkan rambutnya yang panjang ke dalam pagar yang dibuat seadanya pada masa itu. Hanya sekadar sebagai pembatas.

Akhirnya memasuki tahun 80-an tampak mungkin pemerintah menyadari bahwa menciptakan ketakutan bukan solusi yang tepat untuk menghindarkan orang yang berada di pabrik dari banyak kecelakaan yang disebabkan oleh suatu mesin.

Sejak tahun 80-an gambar-gambar horor yang menakutkan itu sudah diganti dengan gambar-gambar dengan wajah dan sikap tubuh seseorang yang memancarkan kegembiraan dan keamanan, walaupun ia berada dalam jarak kurang dari setengah meter dari mesin yang sedang berputar itu.

Mengapa ?
Karena sejak masa itu pagar pembatas yang ada di sekitar mesin pabrik sudah dibuat dengan cara sedemikian rupa sehingga terjamin aspek keamanannya dan semua orang yang berada di dalam pabrik itu tidak perlu lagi dicekam oleh ketakutan akan putusnya salah satu anggota tubuhnya.

Covid-19 bisa diibaratkan dengan mesin pabrik yang sering memakan korban sejak era industrilisasi hingga pada tahun 70-an.

Untuk menghadapi penyebaran Covid-19 atau menekan angka kematian sebagai akibat terjangkit virus yang satu ini, pemerintah telah membuat pagar-pagar pengaman dalam bentuk larangan berkumpul dalam berbagai even serta kewajiban menjaga jarak antara seorang dengan sesamanya untuk menghindari terhirup droplet (cairan) yang melayang-layang di udara saat seseorang batuk, bersin atau berbicara dengan suara yang cukup keras.

Pagar pengaman yang lain adalah dalam bentuk kewajiban menggunakan masker wajah bagi setiap orang yang berada di luar rumah serta larangan keluar rumah kecuali untuk keperluan yang sangat penting misalnya berbelanja ke pasar.

Masyarakat juga diwajibkan untuk selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun di samping melakukan langkah-langkah pengamanan yang tepat ketika pegawai kembali dari berbelanja atau kita ketika menerima suatu paket barang dari seseorang yang dikirim lewat kurir.

Sudahkah kita memelihara pagar-pagar pembatas yang telah dibangun oleh pemerintah bagi keselamatan kita bersama dalam menghadapi bahaya Covid-19 ?

Sudahkah kita membuat pagar-pagar pembatas bagi diri kita sendiri secara cermat terhadap berbagai kemungkinan yang tidak kita harapkan?

Kita boleh tertawa dan tersenyum penuh suka cita dan hidup kita boleh jauh dari kecemasan atau ketakutan seperti gambar-gambar yang terpasang di pabrik-pabrik pada tahun 80-an jika jawaban kita atas kedua pertanyaan itu adalah “ya”.

Kondisi jiwa kita apakah mau bahagia atau hidup penuh kekhawatiran dan bahkan bukan hanya keselamatan diri kita sendiri melainkan juga keselamatan puluhan, ratusan atau jutaan orang di negeri tercinta ini, termasuk keselamatan orang-orang tercinta kita, semua ada di tangan diri kita untuk apakah mau benar-benar menegakkan pagar-pagar pembatas itu atau merubuhkannya.
Jakarta, 24 April 2020
12.28 WIB

Pos terkait