Jakarta, Gempita.co – Jangan membiarkan penggunaan bahasa-bahasa, penggunaan narasi, penggunaan simbol-simbol yang membahayakan persatuan dan kesatuan masyarakat. Dan jangan sampai menggunakan politik-politik identitas, politik SARA.
Demikian pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas pembahasan persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (8/9/2020).
“Karena itu akan membahayakan persatuan dan kesatuan. Ini yang harus dicegah,” tuturnya.
Jokowi meminta aparatur Pemerintahan Daerah, TNI dan Polri untuk bersikap netral, tidak memihak pada satu pasangan calon tertentu. Dia juga meminta ada ketegasan agar peserta Pilkada tidak menggunakan politik identitas yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Saya mengharapkan dukungan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, aktivitis, akademisi di daerah untuk mendukung upaya-upaya yang tadi saya sampaikan,” katanya.
Selain itu, Jokowi minta KPU, Bawaslu, aparat pemerintah, jajaran keamanan, penegak hukum, seluruh aparat TNI-Polri, seluruh tokoh masyarakat, tokoh organisasi untuk aktif bersama-sama mendisiplikan masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Masyarakat ditertibkan supaya mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.