Gempita.co- Ini ulangan final Euro 2016 ketika Prancis menyerah 0-1 kepada Portugal di mana Cristiano Ronaldo sudah ditarik keluar lapangan oleh pelatih Fernando Santos sebelum babak perpanjangan waktu. Dan dari sinilah akhirnya Prancis kebobolan.
Di Puskas Arena di Budapest, Hungaria, kedua negara yang masih dilatih oleh dua pelatih yang sama akan saling berhadapan lagi.
Tadinya menjadi laga menentukan bagi kedua tim, namun setelah hasil pertandingan terakhir di Grup B dan C di mana peringkat ketiganya mengemas tiga poin, laga di Puskas Arena menjadi lebih menentukan Portugal ketimbang Prancis, dalam hal menyelamatkan tiket 16 Besar.
Prancis yang sudah mengumpulkan 4 poin sudah pasti ke 16 besar, sedangkan Portugal masih memerlukan sedikitnya satu poin lagi.
Sekalipun demikian, pertandingan ini sepertinya tetap mendebarkan. Didier Deschamps mungkin masih ingin menuntut balas atas kekalahan dari Portugal dalam final Euro 2016. Dan dia merasa tak punya beban apa-apa jika harus tampil ngotot mengalahkan Portugal.
Jika ini yang terjadi, upaya Portugal untuk hanya memetik hasil seri pun bakal seketika hilang menjadi keinginan sekalian saja memenangkan laga ini demi mempertahankan gengsi bahwa mereka bukan sekadar juara Eropa, tapi juga bisa mengalahkan sang juara dunia, Prancis. Pemikiran sama mengganggu benak Deschamps.
Oleh karena ini pertandingan adu gengsi, maka laga Portugal versus Prancis di Budapest ini akan sama sengitnya dengan pertandingan final Piala Eropa.
Keinginan menyajikan pertandingan sekelas final ini ditegaskan sendiri oleh Deshamps. “Kami masih memegang kartu. Jika kami menang maka kami akan finis urutan pertama,” kata Deschamps.
Kalimat Deschamps itu mengartikulasikan kata “menang” yang bukan hanya diasosiasikan kepada juara grup, tetapi juga kepada hasrat Les Bleus membalas kekalahan dari Selecao lima tahun silam di Stadion Stade de France, Saint-Denis, Prancis.
Portugal sendiri masih bisa menjuarai grup ini, jika mengalahkan Prancis yang tak seperti lima tahun lalu, mungkin bersama gol Ronaldo.
Tetapi itu masih tergantung kepada pertandingan Jerman melawan Hungaria. Jika Jerman menang, dan Portugal juga mengalahkan Prancis, maka Jerman yang menjadi juara Grup F karena Panser lebih unggul selisih gol. Harap diingat, belakangan ini sulit sekali gawang Prancis kebobolan lebih dari satu gol.
Tetapi Prancis kesulitan mencetak gol, padahal memiliki dua striker yang sangat produktif pada tingkat liga. Kylian Mbappe mencetak 42 gol untuk Paris Saint Germain dan Karim Benzema 30 gol untuk Real Madrid.
Benzema mendapatkan kritik keras dari publik Prancis akibat kemandulannya itu, sampai rekan-rekannya turun membela dia.
“Kami semua tahu betapa bagusnya dia. Dia berbuat banyak sekali untuk tim ini, pergerakannya luar biasa. Tak ada dalam skuad ini yang meragukan dia,” kata bek kiri Lucas Digne seperti dikutip AP.
Lagi pula, Prancis lagi kekurangan opsi di lini depan setelah Ousmane Dembele terpaksa keluar dari skuad karena cedera lutut.
Situasi sulit di lini tak terjadi di Portugal. Dalam dua pertandingan, mereka sudah membuat lima gol yang tiga di antaranya ciptaan Ronaldo, walaupun mereka juga kebobolan empat gol saat melawan Jerman.
Ronaldo kini sudah mencetak 12 gol dari lima turnamen Euro, tiga lebih banyak dari legenda Prancis Michel Platini.
Megabintang berusia 36 tahun ini masih menjadi ancaman untuk para bek. Dia mahir menusuk dari sayap, sulit dihentikan dari tengah karena lekat membawa bola dan amat berbahaya dalam menyambut bola-bola atas.
SUSUNAN PEMAIN
Portugal (4-2-3-1): Rui Patricio; Nelson Semedo, Pepe, Ruben Dias, Raphael Guerreiro; William Carvalho, Danilo Pereira; Bernardo Silva, Bruno Fernandes, Diogo Jota; Cristiano Ronaldo
Prancis (4-1-2-1-2): Hugo Lloris; Benjamin Pavard, Raphael Varane, Presnel Kimpembe, Lucas Hernandez; N’Golo Kante; Paul Pogba, Adrien Rabiot; Antoine Griezmann; Karim Benzema, Kylian Mbappe