Program Coral Garden, Warga Bali: Kini Kami Bisa Kerja Lagi

Jakarta, Gempita.co – Penyebaran Covid-19 berdampak pada penurunan secara drastis kunjungan wisatawan ke Bali, baik domestik maupun mancanegara. Hal ini juga berimplikasi pada menurunnya tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang bertumpu pada pariwisata.

Melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Restorasi Terumbu Karang – Indonesia Coral Reef Garden (ICRG), Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ikut mendorong pemulihan ekonomi masyarakat, sekaligus memperbaiki ekosistem terumbu karang di Bali.

Bacaan Lainnya

Plt. Dirjen PRL, Tb. Haeru Rahayu yang akrab disapa Tebe mengatakan kebijakan Pemerintah pada program PEN melalui restorasi terumbu karang dengan pembuatan kebun karang disambut baik oleh masyarakat Bali, khususnya di Pantai Pandawa di Desa Kutuh yang menjadi salah satu lokasi program ini.

“Program ICRG di Bali ini mempunyai skema padat karya pembuatan media karang dan bantuan sarana wisata bahari sebagai pendukungnya,” ujar Tebe, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (18/11).

Program PEN ICRG dilaksanakan di 5 lokasi di Provinsi Bali, yaitu Nusa Dua, Serangan, Sanur, Pantai Pandawa dan Buleleng. Luas kebun karang (coral garden) seluruhnya akan mencapai 50 hektare. Di Desa Kutuh yang kondisi datarannya berbatu kapur, masyarakat sekitar mengandalkan keindahan pantainya untuk mencari nafkah dengan berjualan dan menjadi pemandu wisata.

Karenanya, Gede Suwite pamong desa yang pada program ICRG di Pantai Pandawa ini berperan sebagai mandor dengan 10 pekerja berterima kasih atas program ICRG di desanya.

“Program padat karya ini membantu perekonomian warga Desa Kutuh. Selama ini sejak pandemi berlangsung banyak warga yang berdiam diri di rumah karena kehilangan pekerjaan, sekarang bisa bekerja lagi. Sementara warga kalau mau beralih mata pencaharian sebagai tani atau bercocok tanam tidak bisa karena kondisi lahan di sini kering,” ujar Suwite di Pantai Pandawa, Bali (13/11).

Selain Gede Suwite, Program ICRG Restorasi Terumbu Karang juga melibatkan perempuan. Seperti Bu Ketut yang sebelum pandemi bekerja membantu suami dengan berjualan keripik di sekitar lokasi wisata Pantai Pandawa. Perempuan asal Banjar Petangan awalnya mengetahui program ini melalui pengumuman Bendesa dengan mengumpulkan fotokopi KTP.

“Program ini bagus dan bermanfaat, ada kegiatan untuk membantu ekonomi keluarga, membantu suami mencari uang. Kami jenuh terus-terusan di rumah sejak Maret kena pandemi,” ujarnya.

“Sekarang susah cari pekerjaan apalagi banyak karyawan di sini yang kena PHK atau dirumahkan. Semoga pemerintah dapat menyediakan banyak lapangan pekerjaan untuk kami,” harapnya lagi.

Pemulihan Ekonomi Sektor Pariwisata

Sementara itu Direktur Jasa Kelautan, Miftahul Huda menyampaikan bahwa pembangunan kebun karang sebagai objek pariwisata baru ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi sektor pariwisata ke depan.

“Program ICRG bersifat padat karya, artinya memberdayakan masyarakat agar lebih produktif khususnya bagi masyarakat yang kegiatan usahanya terdampak oleh pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan sumber daya dan tenaga kerja lokal untuk memberikan tambahan pendapatan, sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Huda.

Lebih lanjut, Huda menjelaskan bahwa nantinya para pekerja Program Padat Karya ICRG akan dilibatkan dalam kegiatan pembuatan struktur media karang, pemasangan dan instalasi struktur dengan meletakkan media karang di laut sesuai rencana, dan pembuatan patung bawah air.

“Kegiatan pembangunan kebun karang secara padat karya ini selain dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat juga mendukung upaya pelestarian alam secara berkelanjutan sehingga dapat memulihkan ekosistem karang sekaligus menjadi sarana eko-eduwisata,” pungkasnya.

Sumber: Humas Ditjen Pengelolaan Ruang Laut

Pos terkait