Gaza City, Gempita.co– Ratusan anggota Hamas melakukan pawai militer di Kota Gaza sambil mengacungkan senapan serbu usai gencatan senjata diumumkan.
Tak hanya itu, pimpinan tertinggi Hamas di Gaza, Yehiyeh Sinwar turut hadir dalam penampilan publik pertamanya pada Sabtu (22/5) lalu.
Seperti dilansir dari Associated Press, Minggu (23/5/2021) ratusan orang dengan pakaian kamuflase militer melakukan pawai melewati tenda duka untuk Bassem Issa, seorang komandan senior yang tewas dalam pertempuran selama 11 hari antara Israel dan Hamas. Sosok Sinwar memberikan penghormatan terhadap Issa.
Dalam serangan yang terjadi, Israel mengebom rumah Sinwar dan tokoh-tokoh senior Hamas lainnya, sebagai bagian dari serangan yang disebut sebagai lokasi infrastruktur militer Hamas. Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, mengatakan Israel memberikan pukulan telak untuk menghukum Hamas, dan tokoh-tokoh utama Hamas tetap menjadi target.
Di hari yang sama, konvoi 130 truk bantuan kemanusiaan dari berbagai lembaga bantuan, termasuk yang berafiliasi dengan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), telah berdatangan dengan membawa barang-barang kebutuhan medis, pangan, dan bahan bakar ke Gaza, setelah Israel membuka pos perlintasan Kerem Shalom.
“Lebih dari 100.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka di Gaza, yang dikuasai kelompok Hamas, dan hampir 800.000 orang kini tidak memiliki akses ke air bersih,” ungkap badan PBB urusan anak-anak, UNICEF.
PBB menyebut sekitar 800.000 orang di Gaza tidak memiliki akses air bersih usai hampir 50% jaringan air rusak dalam pertempuran selama 11 hari lamanya.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina mengatakan ada 769 unit perumahan dan komersial tidak dapat dihuni, sedikitnya 1.042 unit di 258 bangunan hancur dan lebih dari 14.500 unit mengalami kerusakan ringan.
Salah satu area komersial tersibuk di Kota Gaza, Jalan Omar al-Mukhtar, dipenuhi puing-puing, mobil-mobil yang hancur dan logam yang bengkok setelah sebuah bangunan 13 lantai di tengahnya rata akibat serangan udara Israel. Barang -barang dagangan berserakan.
“Kami benar-benar tidak menyangka kerusakan sebesar ini,” kata salah seorang pedagang pakaian bayi, Ashour Subeih. “Kami pikir serangan itu agak jauh dari kami. Tapi seperti yang Anda lihat, tidak ada area toko yang utuh.” imbuhnya yang telah berbisnis selama satu tahun sambil memperkirakan kerugiannya dua kali lipat dari yang telah ia hasilkan selama ini.
Dalam aksi saling serang Israel dan Hamas, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 248 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dengan 1.910 orang terluka. Sementara di Israel, 12 orang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dan seorang gadis berusia 16 tahun