Risma dan Politik Mercusuar

Tri Rismaharini

Kini pertanyaannya adalah, apakah Risma telah memiliki prestasi yang dapat begitu diangkat oleh media massa seperti Jokowi? Ataukah ia telah melakukan politik mercusuar yang dapat menciptakan efek collective unconscious yang kuat seperti Jokowi?

Sampai saat ini nama Risma memang telah melambung karena sorotan berbagai media massa terhadapnya dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, merujuk pada survei Indo Barometer, terlihat jelas popularitas Risma sebenarnya tidak sebesar yang dibayangkan berbagai pihak selama ini.

Bacaan Lainnya

Risma Overrated?

Tidak hanya persoalan popularitasnya yang masih kurang untuk menjadi saingan berat Anies, namun terdapat pula skeptisisme tersendiri terhadap kinerja Risma dari beberapa pihak.

Pasalnya, kendati Surabaya adalah ibu kota dari Jawa Timur, nyatanya kota tersebut tidak mampu menempatkan diri sebagai kota dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi di Jawa Timur ataupun menjadi salah satu yang tertinggi di nasional.

Hal tersebut terlihat dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 yang menunjukkan Surabaya berada di posisi ke-16, dengan PDRB sebesar Rp 132,48 juta. Angka itu tertinggal jauh dari kota dari Jawa Timur lainnya, Kediri yang berada di posisi ke-3, dengan PDRB sebesar Rp 291,48 juta.

Keberhasilan Kediri tersebut memang tidak terlepas dari peran Industri tembakau yang masih mendominasi kontribusi PDRB Kediri dengan adanya keberadaan PT Gudang Garam Tbk. Namun, menurut Kepala Bagian Pemerintahan Kota Kediri, Paulus Luhur Budi Prasetya kontribusi perusahaan rokok tersebut telah mengalami tren penurunan seiring dengan lesunya industri rokok.

Menurutnya, salah satu faktor terbesar yang menggerakkan ekonomi Kediri adalah Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas) yang menciptakan usaha sekunder yang mencapai lebih dari 80 persen, di mana itu adalah yang paling tinggi di Jawa Timur.

Pos terkait