Gempita.co-Yamaha akhirnya mengakhiri paceklik kemenangan, sejak terakhir kali juara dunia pada 2015. Valentino Rossi mengungkap biang kerok yang membuat Yamaha YZR-M1 jeblok.
Menurut Valentino Rossi, performa YZR-M1 langsung turun sejak MotoGP menerapkan penyeragaman peranti elektronik atau Electronic Control Unit.
Hanya satu perangkat yang digunakan, yakni merek Magneti Marelli. Sebelumnya setiap tim pabrikan (Honda, Ducati, Yamaha) memproduksi sendiri komponen ECU tersebut.
“Motor kami fantastis selama menggunakan perangkat elektronik Yamaha,” kata Rossi seperti dikutip Crash, Minggu (31/10/2021).
Rossi menjelaskan Yamaha menderita karena terlambat mengikuti jejak rivalnya seperti Ducati dan Honda untuk merekrut staf Magneti Marelli sejak awal diterapkan pada 2016. Sementara Suzuki dan motor lain sudah menggunakan ECU bikinan Magneti Marelli karena masuk kategori ‘Open’ pada 2015 silam.
Sebaliknya, Yamaha mengandalkan insinyur elektronik Jepang untuk memahami cara memaksimalkan kinerja dari sistem baru tersebut.
“M1 adalah proyek yang sangat Jepang. Semua insinyur berasal dari Jepang. Bagi saya, kami selalu memiliki banyak masalah untuk menggunakan Magneti-Marelli secara maksimal. Motor membuat kemunduran besar ketika kami mengganti ini (ECU Magneti Marelli),” kata Rossi.
Berbeda dengan Honda sudah lebih dulu merekrut orang berpengalaman dengan Magneti Marelli dan Ducati, dia adalah Filipo Tosi. Perekrutan ini bahkan sudah dilakukan sejak bergulirnya aturan penyeragaman ECU.
“Semua pabrikan lain memiliki pendekatan yang berbeda, lebih seperti di Formula 1. Mereka membuka diri dan mengambil banyak insinyur Italia (Magneti Marelli) dari Italia,” kata Rossi.
Barulah pada 2019, Yamaha merekrut ahli elektronik yang telah bekerja di Ducati selama 10 tahun, Marco Frigerio. Sebelumnya pada tahun 2018, Yamaha merekrut ahli elektronik Michele Gadda yang pernah bekerja untuk Yamaha, Ducati, dan tim BMW dalam ajang World Superbike.
Bersamaan dengan itu, Yamaha juga merekrut insinyur muda Magneti sekaligus ahli elektronik dari Jepang. Perlahan-lahan motor Yamaha mulai menunjukkan perbaikan meski tak signifikan.
Puncaknya pabrikan berlambang garpu tala ini mengantarkan Fabio Quartararo juara MotoGP 2021. Meskipun terlambat ke pesta, Yamaha telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah elektronik dan sekarang berjuang untuk gelar Triple Crown; pebalap, konstruktor, dan tim, untuk pertama kalinya sejak 2015.
Tapi bagi Rossi, permasalahan Yamaha belum usai. Apalagi saat dihadapkan dengan situasi balapan dengan kondisi cuaca yang tak menentu, kadang kering, lalu kemudian hujan. Seperti yang terjadi di Misano pekan lalu.
“Pada akhirnya, di Yamaha, orang-orangnya kurang lebih sama. Dari sudut pandang ini, sulit untuk diatur. Terutama ketika kami berada dalam kondisi campuran [kering/basah] ini, kami kehilangan banyak arah dari titik ini,” jelas Rossi.
Sumber: berbagai sumber