Gempita.co – Sejumlah negara tampaknya sudah menuju kondisi normal, sebelum corona (Covid-19). Bahkan sudah membebaskan warganya dari masker. Orang-orang tersebut boleh bebas melepas masker di kondisi tertentu, asalkan sudah mendapatkan vaksinasi secara penuh.
Beberapa negara di antaranya Amerika Serikat, Israel, Bhutan, Selandia Baru, Australia, hingga China. Kebanyakan dari negara ini juga mengklaim sudah sukses mengendalikan laju pandemi Covid-19.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Menurut pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, Indonesia masih belum bisa memberlakukan aturan melepas masker.
Hal ini karena status pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia berbeda dengan negara-negara tersebut.
“Jawabannya tentu tidak, karena ya berbeda status pengendalian pandemi. Mereka (negara-negara bebas masker), terutama Israel, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, sudah dalam level pandemi yang terkendali baik,” terang Dicky dilansir dari detikcom, belum lama ini.
“Itu test positivity rate-nya sudah jauh di bawah 3 persen, bukan 5 persen lagi. Bahkan untuk Australia dan Selandia Baru sudah di bawah 1 persen. Artinya, kasus Covid-nya sudah jarang, mungkin sudah 1 per 5 juta, itu pun jarang,” tambah Dicky.
Dicky mengatakan, test positivity rate-nya masih selalu di atas 10 persen selama setahun ini. Hal ini menandakan bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum terkendali.
“Karena kalaupun dilaporkan kasusnya cuma 100 tapi test positivity rate-nya masih di atas 10 persen, berarti bukan 100 kasusnya, bisa berkali lipat dari itu,” ujar Dicky.
Ia menegaskan kriteria jika suatu negara bisa mengendalikan pandemi bukan dari segi vaksinasinya saja. Hal utama yang menjadi tolak ukur adalah test positivity rate.
Ia menjelaskan jumlah vaksinasi di Selandia Baru dan Australia saat ini masih lebih kecil dibandingkan negara lain. Tetapi, dengan test positivity rate yang baik maka dianggap sudah bisa mengendalikan pandemi Covid-19.
“Jadi bukan soal vaksinasinya. Jadi yang pertama itu test positivity rate-nya, terkendalinya, baru vaksin. Tapi yang paling utama itu ya 3T tetep,” tandas Dicky.
Sumber: berbagai sumber