Gempita.co – Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay melaporkan sebanyak 86 jurnalis dan pekerja media dari seluruh dunia terbunuh pada 2022.
“Setelah beberapa tahun mengalami penurunan, peningkatan tajam jumlah jurnalis yang terbunuh pada 2022 mengkhawatirkan,” kata Audrey Azoulay dikutip Antaranews.
Amerika Latin dan Karibia menjadi wilayah paling mematikan bagi jurnalis pada 2022, dengan 44 pembunuhan atau lebih dari setengah jumlah korban di seluruh dunia.
Asia dan Pasifik mencatat 16 pembunuhan, sedangkan 11 jurnalis tewas di Eropa Timur.
Meksiko menjadi negara yang mencatat kasus pembunuhan jurnalis paling banyak dengan 19 pembunuhan, Ukraina 10, dan Haiti 9.
Para jurnalis dibunuh karena berbagai alasan, termasuk pembalasan karena melaporkan kejahatan terorganisir, konflik bersenjata atau munculnya ekstremisme dan melakukan peliputan subjek sensitif seperti kasus korupsi, kejahatan lingkungan, penyalahgunaan kekuasaan, dan aksi protes.
Selain pembunuhan, jurnalis juga menghadapi beragam ancaman disertai kekerasan, mulai dari penghilangan paksa, penculikan, penahanan sewenang-wenang, dan kekerasan digital terutama kepada jurnalis perempuan.
UNESCO diberi mandat untuk memastikan kebebasan berekspresi dan keamanan jurnalis secara global. Badan PBB itu mengatakan laporan tersebut menyoroti risiko besar dan kerentanan yang dihadapi jurnalis dalam pekerjaan mereka.