Shanghai Geger! Pasien Omicron Masih Hidup Dimasukkan Kantong Mayat

Gempita.co – Dikira sudah meninggal dunia, seorang warga lanjut usia di Shanghai, China, dimasukkan ke kantong mayat.

Pihak berwenang Shanghai kemudian memecat setidaknya enam orang atas keteledoran yang tak bisa ditoleransi ini. Mereka adalah empat pejabat Kotapraja Changzheng, direktur Rumah Sakit Xinchangzheng, dan seorang dokter.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Otoritas Kabupaten Putuo telah melakukan penyelidikan kilat menyusul kemarahan publik pada Senin. Dalam video tersebut tampak dua pria mengenakan Hazmat memegang kantong mayat warna kuning di luar RS Xinchangzheng.

Keduanya lalu membuka ritsleting kantong mayat dan terkejut pasien Covid varian Omicron itu masih hidup. Seorang dokter kemudian memeriksa ‘mayat’ itu, lalu menyegel kembali kantong mayat di tengah protes petugas kamar mayat.

Insiden itu memicu gelombang baru kengerian banyak warga Shanghai, yang sedih dan marah di tengah kebijakan lockdown sejak 28 Maret. Mereka menduga ada pasien Covid varian Omicron lainnya yang dikubur hidup-hidup.

Menurut South China Morning Post (SCMP), Selasa (3/5), Direktur Biro Urusan Sipil Putuo Zhang Jiandong menghadapi penyelidikan lebih lanjut. Wakil Direktur Huang Yaohong, kepala bagian layanan lansia Liu Yinhua, dan Kepala Urusan Sosial Kotapraja Changzheng Wu Youcheng dipecat.

Turut dipecat adalah Direktur RS Xinchangzheng Ge Fang. “Sementara dokter yang bertanggung jawab dicabut izin praktiknya dan menghadapi penyelidikan polisi,” tulis SCMP.

Pemerintah setempat menempatkan kelompok kerja khusus untuk mengawasi pengelolaan RS Xinchangzheng. “Pihak rumah sakit telah meminta maaf atas keteledoran tersebut,” ujar SCMP.

Pasien yang ternyata masih hidup dan sehat-sehat saja itu dirahasiakan identitasnya. Mantan pemimpin redaksi media negara Hu Xijing menyebut apa yang dilakukan pihak RS sebagai sembrono.

“Ini kelalaian tugas serius yang hampir menyebabkan kematian,” katanya kepada BBC.

Shanghai, kota terbesar di China, dengan jumlah penduduk hampir 25 juta orang, sudah enam pekan berstatus lockdown. Warga dilarang ke luar rumah dengan alasan apa pun. Penduduk yang frustasi dengan situasi penguncian sempat bentrok dengan polisi.

Sumber: Berbagai sumber

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali