Gempita.co – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menyambangi Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (9/4/2021), untuk bersilaturahmi dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Anindya Bakrie tiba di Balai Kota Solo pada pukul 09.30 WIB. Setelah itu, ia bersama rombongan langsung menuju ruang kerja Wali Kota Solo untuk melakukan pertemuan secara tertutup.
Pada kesempatan itu, putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini berpesan untuk ikut membantu membesarkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo.
Pertemuan antara Gibran dan Anindya berlangsung sekitar 1,5 jam. Selanjutnya, kedua tokoh itu keluar dari ruang pertemuan sekitar pukul 11.00 WIB untuk menemui awak media yang telah menunggu di depan loby kantor Wali Kota.
Anindya mengaku membahas berbagai hal saat bertemu dengan Gibran. Namun pembicaraan yang paling menarik tentang rencana untuk pengembangan SMK, karena Gibran, katanya, mempunyai niat untuk membesarkan SMK lebih bagus.
“Bagaimana Pak Wali mempunyai niat untuk membesarkan SMK atau vocational vehicle untuk bisa menjadi percontohan. Jadi Solo menjadi percontohan untuk kota-kota dan kabupaten, bahkan provinsi yang lain,” ujar Anindya.
Salah satu idenya itu, menurut Anindya, membuat salah satu SMK di Solo menjadi center of competence untuk kendaraan listrik. Hal itu sangat beralasan karena perkembangan kendaraan itu sangat besar.
“Kenapa begitu, karena kita lihat perkembangan kendaraan by listrik akan besar dan dibutuhkan vocational studies sumber daya manusia yang kuat. Kebetulan di grup kami maupun Kadin percaya akan ini semua, baik vocational studies maupun kendaraan listrik,” kata Anindya, yang juga Ketua Umum
Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI).
Anin menjelaskan, industri untuk kendaraan listrik pada masa depan, bisa dibuat di Solo dan sekitarnya. Diharapkan Solo menjadi cikal bakal untuk kemunculan industri kendaraan itu seperti halnya saat Presiden Jokowi menjabat Wali Kota yang memunculkan mobil Esemka.
“Nah, ini contoh-contoh cikal bakal bahwa Solo itu juga memang suatu pioneer atau penerobos pada zaman awal,” tuturnya.
Dalam kesempatan diskusi santai, Anindya memberitahu Gibran bahwa dirinya sebetulnya memiliki darah atau keturunan Solo, yakni dari ibunya. Karena itu, kedatangannya di Solo juga dapat dikatakan semacam pulang kampung.
“Kami pulang kampung sedikit, Pak Wali, kebetulan nenek kami dari Solo dan kakek kami dari Boyolali,” ujarnya.
Masalah SMK
Gibran mengaku dalam pertemuannya dengan Anindya Bakrie banyak membicarakan soal SMK dan Kadin. Pasalnya, masalah SMK juga menjadi masalah Kadin yang harus dipikirkan.
“Tadi, misalnya, ada beberapa SMK yang sudah jadul banget alat-alatnya harus diperbarui,” ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, kata Gibran, Anindya juga banyak berbicara tentang kendaraan listrik, kendaraan ramah lingkungan itu yang dipastikan bakal berkembang pesat pada masa mendatang.
Dengan kondisi seperti itu, Gibran pun berharap agar SMK bisa ikut berperan dalam perkembangan industrinya. Maka ia berharap kehadiran Anindya sebagai Wakil Ketua Kadin bisa membantu untuk para lulusan SMK dalam mencari kerja.
“Jangan sampai menjadi pencetak pengangguran, tapi anak-anaknya harus dipastikan bisa bekerja, syukur-syukur bisa menjadi entrepreneur, harus ada link and match dengan industri. Mas Anin ini bisa membawa perubahan-perubahan SMK-SMK di Solo,” tandas Gibran.
