Sinergi Pers dan Industri Pertanian dalam Forum Wartawan Spesialis

KENDARI, Gempita.co-Sinergi menjadi faktor penting dalam meningkatkan kualitas pers dalam menyampaikan kan informasi secara akurat”, buka Mohammad NUH dalam Forum Wartawan Spesialis.

Dalam rangka memperkuat posisi jurnalis, pentingnya seorang wartawan menguasai suatu industri agar dapat menyuguhkan pemberitaan yang hanya bersifat deskriptif atau kulitnya saja.

Bacaan Lainnya

“Melalui Dewan Pers, kami sedang mendorong percepatan sertifikasi jurnalis supaya wartawan di lapangan dapat memberikan informasi yang akurat dan lugas,” jelas M. NUH.

Pada gelaran Hari Pers Nasional 2022 di Kendari dalam kegiatan Forum Wartawan Spesialis dengan tema Sinergi Pers, Pemerintah dan Perusahaan dalam Mendukung Produktivitas Pertanian Terpadu untuk Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional.

Selain Mohammad NUH, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Syahrul Yasion Limpo, Menteri Pertanian, Sunari, Direktur Penghimpunan Dana BPDPKS dan Febby Novita, Direktur Bisnis Perum Bulog.

Selain itu, BPDPKS dalam hal ini berkomitmen untuk terus mendorong program keberlanjutan sawit dan pers.

“Perkembangan Sawit di Indonesia, Hampir separuh perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah perkebunan petani swadaya. Hadir di setiap pulai di Indonesia. Pulau Sumatera dan Kalimantan memiliki luas lahan terbesar, termasuk wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku dan Papua,” jelas Sunari

Sunari menegaskan peran BPDPKS dalam menghimpun dana perusahaan untuk memberikan manfaat luas bagi masyarakat.

“Peran pemerintah melalui BPDPKS dalam keberlanjutan industry kelapa sawit. Kinerja BPDPKS didasarkan pada kemampuan menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana. Dana yang disalurkan seyogyanya memberikan dampak bagi peningkatan kinerja sektor sawit Indonesia,” lanjut Sunari.

Berbagai macam program telah disiapkan, baik secara kemitraan maupun dukungan dana dalam meningkatkan kapasitas SDM.

“Program pengembangan SDM Sawit. Pengembangan SDM tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan dedikasi pekebun, tenaga pendamping dan masyarakat perkebunan kelapa sawit lainnya,” tutup Sunari.

Senada hal tersebut, Perum Bulog senantiasa memberberkan permasalahan terkait kondisi pangan saat ini.

“Permasalahan pangan global. Penyediaan dan prduksi pangan sering diakibatkan oleh perubahan iklim global, degradasi kualitas lahan dan air, ketidakseimbangan produksi dan stok pangan antar kawasan, ketidakseimbangan penguasaan dan kemampuan teknologi,” terang Febby.

Bulog menyampaikan program kerjanya sebagai perusahaan penyedia pangan memberikan supply untuk kebutuhan pangan nasional.

“Peran Perum BULOG dalam ketahanan pangan. Untuk ketersediaan ada dua kegiatan yaitu, PSO dan Kebutuhan komersil. Untuk PSO terdapat KPSH, Golongan Anggaran, dan Bencana Alam. Sedangkan untuk kebutuhan komersil ada BPNT, TPK, RPK, E-commerce dan pasaran umum,” tegas Febby.

Forum Wartawan Spesialis ini ditutup oleh statemen dari Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian yang menjelaskan program unggulan bagi petani milennial.

“Pengembangan Pertanian Modern (Pengembangan Smart Farming, Pengembangan dan pemanfaatan screen house, Pengembangan food estate, pengembangan korporasi petani dan startup/ petani milenial,” papar Syahrul.

Dengan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas petani dengan memberikan pendidikan kepada petani.

“Cara meregenerasi petani milenial. Salah satu langkah formalnya yaitu kami mendidik dengan target 2,5 juta orang petani muda dari mereka kami harapkan akan menjadi pioneer di lapangan memperlihatkan langkah-langkah yang baik di bidang pertanian. Dan kementrian pertanian dan seluruh jajaran mengawalnya melalui tata kelolanya yang berkaitan dengan lahan, teknologi, teknisnya, permodalan, dan hasilnya ingin dipasarkan kemana. Dimana akan ada budaya baru di bidang pertanian oleh anak-anak Indonesia.” tutup Syahrul.

Pos terkait