Sinergitas Program Kemenkop UKM dengan Daerah Percepat Pencapaian Target Nasional

Kuningan, Gempita.co – Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyampaikan apresiasi kepada Bupati Kuningan Acep Purnama  yang selalu menyertakan UMKM dalam program  strategis di Kabupaten yang terkenal memiliki hawa sejuk ini.

“Maka tidak heran kalau saya dengar pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kuningan sudah positif. Ini tak lepas dari pelaku UMKM nya yang  mampu eksis, tangguh, dan inovatif khususnya disaat pandemi Covid-19,” kata Seskemenkop UKM Arif Rahman Hakim usai meresmikan UMKM Expo dan Pesona Kopi Kuningan Menuju Pasar Global, Sabtu (18/12) di Desa Wisata Sakerta Timur, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Bacaan Lainnya

Arif menegaskan pihaknya akan terus mendukung UMKM di Kabupaten Kuningan khususnya dan UMKM selindo pada umumnya, melalui berbagai program strategis Kemenkop UKM seperti  kemudahan berusaha, perlindungan, dan pemberdayaan KUMKM.

Lebih lanjut Arif Rahman Hakim memaparkan,  ada empat kegiatan strategis  di KemenKopUKM yang perlu disinergikan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dalam rencana strategis nasional sampai 2024.

“Tema pertama, transformasi pelaku UMKM dari usaha non formal menjadi formal. Jumlah UMKM kita mencapai 64,1 juta dimana 63,9 juta pelaku usaha atau 99 persennya berskala mikro. Dari jumlah itu hanya 5 persen yang sudah punya legalitas usaha. Karena itu kita semua berkepentingan untuk mendampingi UMKM agar segera bertransformasi ke usaha formal agar bisa  ikut dalam program pengadaan pemerintah maupun memiliki akses pembiayaan berbunga murah,” kata Arif.

Tema kedua adalah menumbuhkan kewirausahaan nasional, di mana rasio kewirausahaan Indonesia persentasenya masih rendah atau baru 3,5 persen dan ditargetkan menjadi 4 persen pada 2024. Kabupaten Kuningan ini sangat berpotensi menumbuhkan wirausaha produktif,” tegas Arif sambil mengutip cerita bahwa ukuran/nomor peci warga Kuningan rata-rata diatas 9, bahkan ada yang 12 atau 13. Sedangkan ukuran nasional hanya  7,5 saja.  “Artinya kecerdasan warga Kuningan ini tinggi, mungkin karena udaranya  bersih dan kebutuhan protein cukup, karena hampir warga Kuningan punya kolam ikan,” jelas Arif pula.

Tema ketiga mewujudkan koperasi modern, di mana diharapkan nantinya muncul di Kabupaten Kuningan sehingga bisa menarik kaum milenial untuk memilih badan hukum koperasi sebagai wadah formal bagi aktifitas usahanya. Selanjutnya tema keempat adalah UMKM naik kelas, di mana UMKM diharapkan tidak hanya bergerak di lokal saja, namun juga merambah pasar nasional, bahkan pasar global. “Seperti yang dikatakan pak Bupati Acep Purnama bahwa kopi Kuningan sudah bisa diekspor ke Amerika, semoga nantinya tidak hanya kopi, namun produk unggulan Kuningan lainnya seperti tape ketan juga bisa naik kelas ke level nasional,” kata Seskemenkop UKM.

Pihaknya berharap dengan semua tema, fasilitasi dan kemudahan yang ada, UMKM di Kabupaten Kuningan bisa makin mandiri dan maju.  “Melalui dukungan e-commerce maupun lembaga perbankan dan non bank termasuk KSP (Koperasi Simpan Pinjam) saya berkeyakinan UMKM di  Kuningan dengan bimbingan Bupati dan Kepala Dinas akan menjadi mandiri dan bisa menembus pasar regional bahkan global. Semoga kegiatan expo UMKM ini jadi kegiatan rutin seperti harapan pak Bupati,  baik itu tahunan, semesteran, maupun bulanan,” tandas Arif.

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan dari komunitas UMKM Kuningan kepada Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sebagai Bapak Transformasi UMKM. Sedangkan Bupati Kuningan Acep Purnama mendapat penghargaan sebagai Bapak UMKM Kabupaten Kuningan.

Kopi dan Jahe Merah

Bupati Kuningan Acep Purnama mengatakan Kabupaten Kuningan  memiliki potensi yang sangat besar khususnya di sub sektor  perkebunan.  “Hasil kebun semuanya ada walaupun perlu ditingkatkan, misalnya lada hitam, kapulaga, jahe merah maupun kopi yang sangat potensial untuk dikolaborasikan. Juga ada bawang goreng yang sudah berhasil tembus pasar Australia,” kata Acep.

“Bahkan untuk kopi, Kuningan sudah mampu mengirim pesanan kopi dari Amerika sebanyak 2 ton. Ini mengingatkan saya pada era kejayaan kopi di Kuningan sekitar 20 tahun lalu di mana Kuningan merupakan penghasil kopi terbesar di Jawa Barat,” ujar Acep.

Dengan perkembangan kebijakan terbaru di mana melalui Program Perhutanan Sosial, petani bisa melakukan budidaya tanaman produktif di hutan milik pemerintah dalam hal ini KLH (Kementrian Lingkungan Hidup).  Sekarang  kami akan mewujudkan kembali  Kabupaten Kuningan sebagai sentra penghasil kopi

“Lahan milik pemerintah  sudah bisa ditanami. Dulu takut,  sekarang sudah ada pemikiran kolaborasi, jadi tumbuhan di atas kita tegakkan, dan kita jaga di bawahnya dengan ditanami jahe maupun kopi,” kata Acep.

Menurut Acep, hal ini merupakan  kesempatan yang luar biasa karena ada ribuan hektar lahan yang bisa ditanami tanaman produktif.

Terkait UMKM expo, Acep berharap ajang pameran UMKM Kuningan ini bisa digelar tiap tahun, bahkan per semester kalau dianggap perlu.

“Saya harap ini dijadikan agenda tahunan atau dua kali setahun. Semua itu merupakan bagian dari target Kabupaten Kuningan menjadi kota yang maju, makmur, agamis, dan pinunjul yang berbasis pedesaan.” Pungkas Acep.

Kegiatan Jambore Nasional (Jamnas) Humas Gerakan Koperasi, Perguruan Tinggi, UKM Expo dan Pesona Kopi Kuningan Menuju Pasar Global, di Desa Wisata Sakerta Timur Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan, yang berlangsung 17-19 Desember juga mendapat dukungan dari  BNI, Tokopedia, BRI,,KSP Sahabat Mitra Sejati dan Koperasi AKASIA.

Pos terkait