Gempita.co – Merasa tak puas dengan hasil investigasi PT Lion Air atas kehilangan uang senilai Rp12 juta yang disimpan di dalam kopernya, Anggota Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Wilayah Indonesia Timur/Kordinator Wilayah (Korwil) Papua Majelis Pimpinan (MPN) Pemuda Pancasila, Petrodes Mega Keliduan mengadu ke Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).
“Saya mengadu ke BPKN karena tidak puas dengan hasil investigasi PT Lion Air sehubungan dengan uang senilai Rp12 juta hilang di koper. Dan, saya berharap pihak BPKN bisa memberikan keadilan sebagai bentuk pelayanan terhadap konsumen,” kata Petrodes Mega Keliduan yang ditemui di Markas MPN Pemuda Pancasila Jakarta, Selasa (15/11/2022) malam.
Menurut Petrodes Mega Keliduan yang sempat viral melaporkan Ruhut Sitompul ke Polda Metro Jaya (PMJ) yang menggugah meme foto Anies Baswedan mengenakan pakaian baju adat Papua di twitternya dengan tuduhan pelanggaran UU ITE ini, dirinya tidak puas karena hasil investigasi tersebut tidak menunjukkan perjalanan kopernya saat dimasukkan petugas dalam bagasi pesawat ketika terbang dari Bandara Sentani, Jayapura.
Begitu juga saat hendak transit dan pindah pesawat dari Bandar Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan serta saat diangkut dari pesawat menuju tempat pengambilan bagasi di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
“Pihak Lion Air tidak menunjukkan bukti rekaman CCTV perjalanan koper saya di ketiga bandara itu. Yang ditunjukkan hanya foto-foto yang tidak ada hubungan dengan perjalanan koper saya saat dimasukkan dan diturunkan dari bagasi pesawat,” kata Petrodes Mega Keliduan.
Petrodes Mega Keliduan yang juga Komandan Patriot Revolusi berangkat ke Jayapura, Papua dalam rangka mengecek peeaiapan Musyawarah Wilayah (Muswil) MPW Pemuda Pancasila Papua di Jakarta, 17-19 November 2022. Dia kembali dari Jayapura, Papua tanggal 22 Oktober 2022 dengan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 797 – JT 703.
Saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, dia menemukan kancing kopernya sudah tidak terbalut tiga lapis stiker di tempat pengambilan bagasi penumpang. Saat dibuka, dia sudah tidak lagi menemukan uang Rp12 juta dan pakaian yang ada di dalam koper sudah basah seluruhnya.
“Dugaan saya koper saya sengaja dibuka dan uang yang ada di dalamnya diambil. Karena, semua pakaian yang ada di dalam koper basah. Masak iya pakaian di dalam koper bisa basah kalau tidak ada yang membukanya. Kalaupun hujan tidak mungkin pakaian basah semua karena biasanya pengambilan koper selalu ditutupi terpal pelastik,” jelasnya.
Biaya Penyakit Jantung
Petrodes mengaku meletakkan uang di dalam koper karena merasa nyaman dimasukkan dalam bagasi pesawat. Dia tidak ingin uang yang dititipkan untuk biaya pengobatan salah seorang keluarganya yang terkena sakit jantung itu tertinggal atau terjatuh saat dia berada di atas pesawat.
“Saya merasa nyaman memasukkan uang dalam koper. Karena, saya yakin tidak mungkin petugas di bandara membongkar koper penumpang. Dan, saya takut uang memasukkan uang ke dalam kantong itu terjatuh atau tertinggal di dalam pesawat kalau dimasukkan dalam tas kecil,” ungkapnya.
Dia juga menceritakan sikap petugas di bagian Customer Support yang menyalahkan dirinya melanggar SOP yang telah ditetapkan saat pertama melaporkan kejadian yang dialaminya.
“Karena saya tidak terima dengan sikap mereka, saya minta mereka untuk mempertemukan sya dengan pimpinan pusat lion air, namun mereka batasi, dan mempertemukan saya dengan manajer mereka. Selama komunikasi dengan manager, saya merasa sikap manager sangat tidak etis dan juga tidak memprioritaskan saya sebagai korban. Saya masih tetap di sudutkan sebagian penumpang yang salah dan telah melanggar SOP mereka.
Bahkan, saya disuruh membuktikan apakah benar membawa uang tersebut,” jelasnya.
Petrodes mengaku mendapatkan hasil investigasi keseluruhan dalam bentuk tertulis, namun itu hanya isi laporan investigasi Bandara Sultan Hassanudin Makasar. Sementara dari Bandara Sentani Jayapura hanya selembar Avsec Checklist dan untuk hasil investigasi di bandara Soekarno Hatta tidak ada.
“Karena saya tidak puas dengan keterangan dari mereka, saya meminta untuk ketemu dengan pimpinan mereka yang lebih tinggi, namun saya dibatasi, dan mempersilahkan saya jika masih keberatan untuk melanjutkan ke proses hukum,” jelasnya.