Gempita.co – Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada hari Kamis, (3/3/2022), diperingati dengan empat pantangan umat Hindu yang dikenal dengan istilah ‘tapa brata’.
Empat larangan itu ialah amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Tapa brata dilaksanakan dari pukul 06.00 hingga pukul 06.00 hingga esok harinya.
Jika ingin berlibur ke Bali, dilarang melakukan 5 hal ini saat Nyepi di Bali.
1. Jangan berpergian
Saat Nyepi, Kamu dilarang berpergian dari penginapan.
Bila melarang peraturan ini, Kamu bisa diamankan oleh pelacang atau petugas keamanan adat yang berpatroli saat Nyepi.
2. Jangan Berisik
Saat Hari Raya Nyepi, Kamu dilarang berisik. Cobalah untuk bersuara dengan volume suara yang halus.
Hal yang bisa dilakukan saat Hari Raya Nyepi ialah menonton dan beaktivitas di hotel dengan volume suara rendah.
3. Jangan menyalakan lampu
Ketika Hari Raya Nyepi berlangsung, Kamu dilarang menyalakan lampu. Selain menggunakan volume suara yang tinggi, Kamu juga dilarang menyalakan lampu.
Biasanya, petugas hotel akan menyediakan senter untuk tampu yang ingin berjalan di area hotel.
4. Jangan melakukan reservasi
Ketika Hari Raya Nyepi, Kamu dilarang melakukan reservasi. Hindari melakukan reservasi seperti tiket pesawat, tur, maupun restoran.
Lantaran, saat Hari Raya Nyepi semua operasional wisata dan transportasi ditiadakan.
Namun, pelaku wisata di Bali sudah menandai tanggal libur Nyepi.
5. Jangan lewatkan malam bertabur bintang
Ketika Hari Raya Nyepi, langit Bali sangat bersih karena tidak ada polusi.
Di malam hari, langit Bali akan bertabur bintang. Bahkan, bisa dinikmati tanpa harus memaka teleskop.
Tapi ingat! Kamu hanya boleh menikmati malam bertabur bintang di sekitar penginapan.
Di samping itu, menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 masyarakat di Bali melakukan upacara Tawur Kesanga di Pura Agung Tirta Bhuana pada Rabu (2/3/2022).
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Bekasi, I Gusti Made Rudhita mengatakan bahwa ibadah Tawur Kesanga dilaksanakan dengan tujuan memberikan keseimbangan dan harmoni antara umat manusia dengan alam semesta.
“Tawur yang dimaksudkan hari ini untuk membayar utang kepada alam karena selama ini umat manusia, dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, selalu mengambil sumber daya alam di dunia ini,” ucap Made Rudhita kepada wartawan, Rabu (2/3/2022), dikutip Kompas.com.