Gempita.co – Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) diminta Kementerian Luar Negeri Cina untuk memperhatikan wilayah geografisnya, dan tidak melanggar batas otoritasnya.
Zhao Lijian, Rabu (23/11/2022) seperti dikutip RIA Novosti mengatakan, “Sejak berakhirnya Perang Dingin, ekspansi NATO semakin meluas. NATO bukan saja memasukkan lingkungan siber dan ruang angkasa yang awalnya dikelola PBB dan organisasi-organisasi internasional, ke dalam kebijakan pertahanan kolektif negara-negara anggotanya, bahkan memperluas campur tangan di bidang-bidang non-militer secara luas termasuk perubahan iklim, infrastruktur vital, inovasi teknologi, rantai pasokan, energi dan kesehatan.”
Ia menambahkan, “NATO sebagai sebuah organisasi regional harus sangat mematuhi wilayah geografisnya, tidak boleh berusaha menciptakan aturan atau mengedepankan kepentingan sepihak, dan melanggar wewenang.”
Zhao Lijian menerangkan, “Cina dalam beberapa tahun terakhir menjalin kerja sama positif dan setara dengan negara dan perusahaan-perusahaan regional anggota NATO, di berbagai bidang, negara-negara ini berhasil memberikan manfaat besar bagi rakyat kedua pihak.”
Sebelumnya Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyampaikan klaim tak berdasar soal upaya Cina untuk menguasai infrastruktur vital dan industri Barat.
Sumber: parstoday