Gempita.co – Krisis energi mengancam Singapura yang akan berdampak pada pasokan listrik di negara tersebut. Beberapa perusahaan produsen listrik mulai menyakan keluar dari bisnis listrik sebagai dampak dari terbatasnya pasokan gas alam.
Pekan lalu, Ohm Energy dan iSwitch menyatakan akan menghentikan operasinya dan telah mengembalikan rekening pengguna ke SP Group, perusahaan listrik milik negara di Singapura.
Setidaknya saat ini sudah ada tiga perusahaan mengaku akan keluar dari bisnis listrik di Singapura. Negara ini memang telah meliberasi listrik sejak 2018, dengan meluncurkan sistem Pasar Terbuka (OEM).
Untuk mengantisipasi negara tersebut ‘gelap gulita’, pemerintah Singapura berencana untuk mulai mengimpor tenaga listrik dari negara sekitarnya. Indonesia menjadi salah satu negara yang akan mengirimkan listriknya ke negara ini. RI menjadi salah satu dewa penyelamat bagi negera dengan luas 721.5 km2 ini.
Nantinya Singapura akan mengimpor sebanyak 100 megawatt (MW) pasokan listrik dari pembangkit tenaga surya yang berlokasi di Pulau Bulan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Ini akan dimulai pada 2024 mendatang.
“Uji coba ini memungkinkan kami untuk mempelajari dan meningkatkan sistem dan proses kami saat kami meningkatkan impor kami,” kata Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong, dalam pidatonya di acara Singapore International Energy Week dilansir dari Reuters, baru-baru ini.
“Kami juga akan mengimpor berbagai jenis energi rendah karbon dari berbagai belahan dunia untuk mendiversifikasi sumber kami dan meningkatkan keamanan energi,” sambungnya.
Untuk tahapan teknis, nantinya konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan pembangkit listrik Pacific Light Power akan menghubungkan pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Bulan ke pembangkit listrik Pacific Light Power yang berada di Singapura.
Selain dengan RI, negara pusat keuangan Asia itu juga akan mengimpor listriknya dari Malaysia. Kapasitas yang diimpor dari negara persekutuan itu juga mencapai 100MW.
Kondisi kelistrikan Singapura sendiri tidak dapat dilepaskan oleh Indonesia. Negara yang menggunakan gas sekitar 95% dalam penggunaan listriknya itu diketahui mendapatkan pasokan mayoritasnya dari RI.(red/reuters)