Gempita.co — Jaringan TV resmi China ‘keceplosan’ mengungkapkan jumlah tentara yang ditempatkan di pulau-pulau hasil reklamasi.
China Global Television Network (CGTN) , melaporkan bahwa kapal Angkatan Laut Youhao baru saja menyelesaikan perjalanan 18 hari di pulau-pulau Laut China Selatan (LCS).
Youhao adalah ‘rumah sakit mengapung’. Mereka baru saja mengunjungi 13 pulau di Kepulauan Paracel dan Spratly, yang disebut China sebagai Pulau Xisha dan Nansha.
“Mereka memberikan layanan medis kepada lebih dari 5.000 tentara di sana,” kata penyiar CGTN, seperti dikutip Radio Free Asia (RFA), Selasa (11/10).
Menurut CGTN, 5 ribu personel tersebut adalah perwira dan tentara yang ditempatkan di pulau dan karang Xisha dan Nansha.
Recorded Future, perusahaan keamanan siber swasta yang berbasis di AS, dalam laporannya pada awal tahun memperkirakan jumlah pasukan China yang ditempatkan di LCS lebih dari 10 ribu personel. Namun angka ini dibantah RRT.
Komandan Indo-Pasifik tentara Amerika Serikat Laksamana John Aquilino mengatakan tiga pulau reklamasi di Spartly, yakni Mischief Reef, Subi Reef, dan Fiery Cross telah sepenuhnya dimiliterisasi. Di sana dibangun gudang persenjataan, hanggar, pelabuhan laut, landasan pacu, dan radar.
“Upaya China untuk mengubah pulau buatan menjadi pangkalan militer mengganggu stabilitas kawasan,” ujar Aquilino.
China dan empat negara ASEAN saling mengklaim soal batas wilayah di LCS. Mereka adalah Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Plus Taiwan. Tapi Beijing selama ini bersikukuh sebagai pemilik sah hampir 90 persen kawasan LCS.
Di bagian utara, Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN) China merebut 130 pulau kecil dan terumbu karang milik Vietnam Selatan pada 1974.
Pada 2012, China mendirikan Kota Sansha untuk mengelola Pulau Paracel dan Spratly, Macclesfield Bank, Scarborough Shoal, dan perairan sekitarnya. Pulau Woody di Paracels berfungsi sebagai markas besar Kota Sansha, yang mencakup hampir dua juta kilometer persegi.
Sansha memiliki 1.800 penduduk tetap, baik warga sipil maupun personel militer pada tahun 2020.
Youhao adalah kapal rumah sakit seberat 4 ribu ton yang memiliki lebih dari 100 tempat tidur dan tiga ruang operasi moderen. Staf medis kapal berasal dari Rumah Sakit Angkatan Laut Pertama Komando Teater Selatan di Zhanjiang, Provinsi Guangdong.
Soal Pulau Nansha, Indonesia menolak tegas klaim China tersebut. Perairan Nansha berbatasan langsung dengan Laut Natuna, Kepulauan Riau.
Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan pada Januari 2020 menegaskan wilayah yang diklaim China itu masih merupakan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia.
Jakarta menganggap klaim historis Beijing bahwa nelayan China telah mencari ikan sejak lama di kawasan tersebut tidak relevan.
Pada September 2021, menurut BBC, Jakarta menolak surat protes Beijing untuk menghentikan drilling atau pengeboran minyak dan gas alam di perairan Natuna.
*Berbagai Sumber