Gempita.co – Inovasi baru teknologi di bidang kesehatan penyakit stroke dikembangkan University of Houston, melalui perangkat jemala dan rangka lengan robotik yang dikendalikan gelombang otak untuk dapat memulihkan pasien stroke.
Oswald Reedus adalah pasien pertama di dunia yang menggunakannnya.
Oswald menjadi pasien stroke pertama di Amerika Serikat yang memakai headset, atau perangkat jemala, dan rangka lengan robotik selama enam minggu di rumahnya.
Ia pun antusias untuk ikut serta dalam uji klinis rangka lengan robotik yang dirancang di University of Houston dan merupakan hasil kolaborasi antara universitas tersebut dengan Rumah Sakit TIRR Memorial Hermann di Houston, Texas.
Rangka lengan robotik itu terhubung ke perangkat jemala portabel yang dapat membaca gelombang otak pemakainya, untuk kemudian memberi instruksi agar rangka lengan robotik tersebut ikut bergerak ketika sang pemakai berpikir untuk menggerakkan lengannya.
Perangkat jemala itu menjadi penghubung antara otak dan komputer, serta dilengkapi lima elektrode (penghantar listrik) yang dipasang pada kulit kepala pemakainya. Perangkat itu akan mengukur aktivitas listrik di otak, yang disebut juga sebagai elektroensefalografi (EEG). Setelah terhubung, rangka lengan robotik akan mulai bergerak saat pemakainya berupaya untuk menggerakkan lengan mereka.
Perancang utama perangkat jemala itu adalah Jose Contreras-Vidal, profesor teknik dari Universitas Houston, sedangkan pemimpin uji klinisnya adalah Dr. Gerard Francisco dari UT Health.
“Perangkat jemala ini mendeteksi keinginan pasien untuk bergerak, dan sinyal dari otak ke lengan robotik membantu mewujudkan gerakan tersebut. Sebaliknya, gerakan tersebut menghasilkan umpan balik ke otak. Ketika terjadi pertemuan antara informasi dari otak ke lengan dan dari lengan ke otak dalam jangka waktu tertentu, maka hal itu akan memicu neuroplastisitas. Proses itulah yang akan mengubah (kerja) otak,” jelas Jose Contreras-Vidal.
Neuroplastisitas sendiri adalah kemampuan otak untuk berubah dan beradaptasi terhadap rangsangan baru.
Menurut pihak University Houston dan Rumah Sakit TIRR Memorial Hermann, rangka lengan robotik kelak dapat membantu pekerjaan ahli fisioterapi yang menangani pasien stroke.
“Robot akan melakukan gerakan yang berulang dan terprediksi. Robot tidak akan lelah, sehingga dapat melakukan pengulangan. Pengulangan gerakan tertentu diperlukan agar dapat memperbaiki bagian otak yang mengendalikan pergerakan tersebut,” kata Dr. Gerard Franscico.
Sumber: voa