Gempita.co- Mantan Ketua BIN, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono angkat bicara terkait polemik akibat pernyataannya yang menyebut bahwa konflik Israel dan Palestina bukan urusan Indonesia.
AM Hendropriyono mengatakan bahwa dia bicara seperti itu sebagai rakyat, untuk mengingatkan agar jangan sampai masyarakat Indonesia terlalu mengurusi konflik Israel dan Palestina sampai melupakan masalah di negeri sendiri.
Hal itu disampaikan AM Hendropriyono saat menjadi narasumber di acara “Catatan Demokrasi” bertajuk “Palestina-Israel Gencatan Senjata, Kok Kita Malah Ribut?” pada Selasa, 25 Mei 2021.
“Tapi kan saya bicara itu tidak sebagai kepala negara, tidak sebagai petugas atau penyelenggara negara, tidak. Saya bicara sebagai rakyat, anggota masyarakat,” kata AM Hendropriyono dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Rabu, 26 Mei 2021.
“Saya mengingatkan bahwa kita jangan semuanya terpikat soal urusan-urusan di Israel-Palestina itu, karena negeri kita sendiri lagi gawat,” sambungnya.
Lebih lanjut, AM Hendropriyono mengatakan bahwa saat ini banyak korban berjatuhan di Indonesia karena pandemi Covid-19.
“Sekarang ini sudah 45.000 yang meninggal karena pandemi. Jadi untuk apa kalau kita masih berduyun-duyun, masih berdemonstrasi, dan menambah klaster. Bayangkan, baru beberapa hari lalu 45.000, sekarang sudah 49.000 dalam beberapa hari,” tutut AM Hendropriyono.
AM Hendropriyono menuturkan bahwa pernyataannya itu ditujukan agar masyarakat Indonesia lebih peduli pada lingkungan sekitarnya, dan biarkan urusan Israel dan Palestina menjadi urusan negara.
“Saya kan sebagai anggota masyarakat, saya minta masyarakat kita lihat kepada rakyat kita. Kalau urusan negara kan sudah ada kepala negara, menteri negara, biar dia yang mewakili negara dan ada bobotnya,” kata AM Hendropriyono.
“Kalau kita bergerak di jalanan kayak gini, bobotnya apa? Buat Palestina juga gak terima kasih kok, apa? Cuma secara moral aja kelihatan,” sambungnya.
AM Hendropriyono mengingatkan bahwa menggelar aksi-aksi kemanusian membela Palestina dengan cara berdemonstrasi hanya akan menambah korban jiwa akibat Covid-19.
“Tapi jangan lupa, kalau kita terus nambah yang mati karena Covid-19, bagaimana? Saudara lihat dong, dari Ambon ke Tual itu 7 jam perjalanan laut, itu siapa yang bayar orang sakit kena Covid-19? Pada mati di jalan,” kata AM Hendropriyono.
“Kita kalau sakit Covid-19 yang bayar pemerintah, tapi kalau ongkos dari Tual ke Ambon, dari Lamno ke Banda Aceh, dari Tabayo ke Sibolga, itu siapa yang bayar? Kan rakyat,” sambungnya.
AM Hendropriyono menjelaskan bahwa dia tak memiliki niat buruk dengan menyebut konflik Israel dan Palestina bukan urusan Indonesia, dia hanya ingin mengingatkan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang menderita karena Covid-19.
“Itu bukan urusan yang saya bicara. Saya bicara sebagai rakyat dan anggota masyarakat. Saya menyerukan kepada masyarakat kita, ingat keadaan ini, karena saya berkegiatan di situ,” ujar AM Hendropriyono.
“Saya melihat rakyat kesulitan, mereka butuh uang, Rp10 juta-Rp15 juta ongkos orang kalau sakit Covid-19, dan sekarang ada 110.000 yang dirawat di Rumah Sakit dalam kondisi serius, mereka butuh dana dan perhatian,” sambungnya.
Terakhir, AM Hendropriyono mengungkapkan bahwa dia pun ikut sedih mendengar keadaan rakyat Palestina. Jadi bukan berarti dia tak peduli dengan urusan kemanusiaan, hanya karena menyebut konflik Israel dan Palestina bukan urusan Indonesia.
“Saya juga terenyuh mendengar yang disampaikan Pak Muhammad Husein, siapa yang tidak tersentuh, sedih saya juga. Tapi sedih juga dong lihat kampung halaman kita masing-masing. Itu yang saya maksud,” ucapnya.
“Jangan diputarbalik seolah-olah saya tidak mau care terhadap urusan pelanggaran kemanusiaan dan penderitaan rakyat, jangan begitu. Fitnah itu!,” ujar AM Hendropriyono.