Viral, Istri Mau Melahirkan di RSUD Gunungsitoli Digabung dengan Pasien Positif Covid-19

Fikanus Starim Zebua, (35) warga Desa Lasarafaga Kecamatan Mandrehe Barat, Kabupaten Nias Barat, suami dari Reliana Hutabalian, (32) pasien yang melahirkan di RSUD Gunungsitoli yang dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak RSUD Gunungsitoli

Gunungsitoli, Gempita.co – Salah seorang keluarga pasien yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungsitoli, protes lantaran tak terima keluarganya berada dalam satu ruangan dengan pasien Positif Covid-19.

Video tersebut diunggah oleh akun Facebook Fikanus Ama Teguh Zebua melalui siaran langsung, pada tanggal 26/10/2020 pukul 16.00 Wib, telah dibagikan sebanyak 3.055 kali, dengan 926 komentar dan 1.995 like dari nitizen.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Pemilik akun facebook tersebut diketahui bernama Fikanus Starim Zebua, (35) Warga Desa Lasarafaga Kecamatan Mandrehe Barat, Kabupaten Nias Barat, suami dari Reliana Hutabalian, (32) pasien yang melahirkan di RSUD Gunungsitoli.

Saat hal ini dikonfirmasi kepada akun Facebook Fikayanus Ama Teguh Zebua, membenarkan hal tersebut.

“Ia bang, benar itu akun facebook ku, saya menemani istri ku yang sedang hamil untuk bersalin di RSU Gunungsitoli dan sangat keberatan istriku dan saya digabungkan dengan pasien Positif Covid-19 disini (RSUD Gunungsitoli),” jelas Fikanus Starim Zebua pemilik akun facebook Fikayanus Ama Teguh Zebua kepada Gempita.co melalui seluler, Selasa (27/10/2020) siang.

Ia pun menceritakan awal mulanya bisa sampai di RSUD Gunungsitoli bersama istrinya. Menurut pengakuannya, pada tanggal 25/10/2020 malam, perut istrinya sudah mulai terasa mulas, dan saat diperikasakan kepada bidan setempat di desanya, oleh bidan menganjurkan untuk dibawa ke rumah sakit.

“Tanggal 26/10/2020 sekira pukul 08.00 wib, kami tiba di RSUD Gunungsitoli dibagian persalinan, dan istri saya langsung dibawa oleh tenaga medis dengan menggunakan kursi roda untuk menjalani pemeriksaan. Namun pada saat itu saya tidak diperbolehkan untuk ikut masuk diruangan.

Setengah jam kemudian, kata Fikanus Zebua, salah seorang tenaga medis menghampiri saya dan menyuruh saya untuk mempersiapkan baju bayi dan baju ibunya.

“Kemudian saya ambil baju bayi dan ibunya, baru saya diperbolehkan masuk dan disitu saya ketahui jika istriku sudah melahirkan dan bayiku sedang dibersihkan oleh perawat,” kata Fikanus Zebua.

Setelah itu, oleh salah seorang tenaga medis menyuruh saya ke bagian pendaftaran, dan dari situ diberikan selembar surat untuk diantar ke bagian laboratorium. Kemudian setelah itu saya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk melakukan pendaftara.

“Sekira pukul 09.30 Wib, sampai di IGD saya berikan KTP dan BPJS istriku, sesuai petunjuk mereka, itu saya serahkan, kemudian saya disuruh nunggu, kemudian tidak berselang lama saya dipanggil dan dijelaskan oleh tenaga medis jika prosedur mereka setiap pasien harus di rapid tes, dan saya merasa tidak ada masalah untuk hal itu,” sebut Fikanus Zebua.

Kemudian, sambung dia, sekira pukul 11.00 Wib, oleh Pihak RSUD Gunungsitoli menyampaikan jika istri saya reaktif dan akan diisolasi diruang transit, yakni tempat isolasi bagi pasien yang reaktif dan khusus bagi pasien yang sedang menunggu dilakukan swab, namun belum dinyatakan positif Covid-19.

“Mereka sampaikan ke saya kalau anak saya akan diisolasi selama 3 hari, dan meminta saya menyiapkan semua pakaian dan perlengkapan bayi. Setelah itu saya siapkan, kemudian sekira pukul 14.00 wib, istri saya dibawa keruang transit isolasi oleh tiga orang perawat dengan menggunakan APD lengkap, tanpa mereka jelaskan jika kepada saya apa syarat sebagai pendamping pasien, apa boleh saya keluar masuk atau tidak,” kata Fikanus.

Sekira satu setengah jam setelah itu, Fikanus mengatakan, istrinya lapar dan meminta dibelikan makanan. Kemudian saya mencoba keluar untuk membelikan makanan, namun tidak diizinkan oleh petugas medis.

“Saya meminta izin ke petugas, dan mereka bilang yang sudah masuk ruangan ini tidak boleh keluar, melihat itu saya merasa heran, sehingga saya penasaran dan mencoba bertanya kepada beberapa orang yang ada didalam ruangan itu,” sebut Fikanus.

“Dari beberapa orang yang saya tanyai diruangan itu, mereka mengaku kalau positif Covid-19, dan itu yang membuat saya tertekan, dan keberatan karena kami digabungkan dengan pasien yang sudah positif,” jelas Fikanus.

Karena keadaannya seperti begitu, tambah dia mengatakan, disitulah saya mengambil inisiatif untuk membuat video siaran langsung diakun facebook.

“Jelas saya sangat keberatan, karena digabung dengan pasien yang sudah positif covid-19, karena tidak digubris tenaga medis maupun petugas, makanya saya buat video itu,” katanya.

Membantah

Sementara itu, sewaktu hal ini dikonfirmasi kepada pihak RSUD Gunungsitoli, membantah telah menggabungkan dalam satu ruangan pasien tersebut.

“Itu tidak benar kami telah menggabungkan dalam satu ruangan (kamar) pasien reaktif dengan yang sudah positif corona,” kata dr. Hotman Purba, saat dikonfirmasi di Kantornya Jalan, Dr. Ciptomangunkusomo No. 15 Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli.

Ia pun menjelaskan, jika ruangan tersebut merupakan ruang isolasi transit bagi pasien yang sudah reaktif dan terdiri dari beberapa kamar.

“Ruangan itu satu kamar untuk satu pasien, setelah keluar hasil Swabnya, jika positif akan dipindahkan ke ruang isolasi RITN (Ruang Isolasi Tekanan Negatif), dan kalau hasil swabnya negatif, maka kita kembalikan ke ruang perawatan, jadi tidak benar sudah kita gabungkan,” ungkapnya..

Hotman Purba pun menyesalkan adanya video viral tersebut, menurutnya, hal tersebut terjadi karena kurangnya pemahaman dari keluarga pasien.

“Aturannya sudah jelas, tidak boleh keluar dari ruangan itu, dan juga oleh tenaga medis sudah menawarkan kepada suami pasien untuk dibelikan makannya, namun dia (Fikanus Harefa) menolak untuk dibelikan oleh petugas,” katanya.

“Semestinya dia harus memahami, jika masuk ke ruangan itu tidak boleh keluar, karena untuk menghindari penularan, termasuk bagi yang mendampingi,” jelas Hotman Purba.

Dia pun menegaskan, jika telah memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan Standar operasioanl yang sudah ditentukan, sembari menyampaikan jika hasil Swab dari pasien atas nama Reliana Hutabalian istri dari Fikanus Starim Zebua telah keluar.

“Ia, barusan saja keluar hasil Swab TCM nya dan hasilnya Positif,” terang Hotman sambil menunjukan hasi swab pasien tersebut.

Sebagai informasi, hingga berita ini diturunkan, Fikanus Starim Zebua dan Istrinya Reliana Hutabalian telah diisolasi di Hotel Calita Gunungsitoli Utara.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali