Wow, Akselerator ACT WHO Melawan Covid-9 Butuh Dana Rp 524 Triliun

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menetapkan serangan virus corona Covid-19 sebagai pendemi global. Saat ini ada 118.000 kasus Covid-19 di 114 negara dengan 4.291 kematian.(Foto: Parstoday)

Gempita.co – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan program akselerator akses peralatan Covid-19 (ACT-Accelerator) yang diluncurkan April lalu, membutuhkan setidaknya Rp524 triliun untuk mengatasi pandemi virus corona di dunia.

Sementara, jika dalam tiga bulan ke depan Akselerator ACT WHO tidak mendapat suntikan dana, setidaknya sebanyak Rp224 Triliun, mereka mengklaim akan kehilangan peluang untuk menuntaskan kasus Covid-19 di dunia.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Menurut laman Daily Star, kabar tersebut muncul setelah pertemuan perdana Program Akselerator ACT WHO.  Program ini merupakan kolaborasi global yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan tes, perawatan, dan vaksin Covid-19.

Program ini dibentuk pada 24 April oleh WHO dengan Komisi Eropa, Prancis, serta Bill & Melinda Gates Foundation dan didukung oleh Sekretaris Jenderal PBB serta beberapa Kepala Pemerintahan.

Setidaknya 170 negara terlibat dalam penelitian Vaksin Covid-19 yang baru, dengan 10 kandidat vaksin sedang dievaluasi, sembilan di antaranya dalam uji klinis.

Program ini dinilai akan meningkatkan peluang keberhasilan untuk semua negara.  Dalam program ini WHO mendesak negara-negara untuk menyumbangkan sumber daya mereka guna mempercepat produk yang dapat membantu membendung pandemi Covid-19.

Butuh Dana Sekitar Rp524 Triliun Sayangnya, biaya untuk merealisasikan program itu masih jauh dari kata cukup.

Menurut Ghebreyesus, mereka memerlukan setidaknya sebanyak Rp524 Triliun untuk mewujudkan program itu. Dari dana tersebut akan digunakan untuk memproduksi 2 miliar vaksin, 245 juta perawatan, dan 500 juta tes.

” Akselerator ACT adalah cara terbaik untuk memastikan akses yang adil terhadap vaksin, diagnostik dan terapeutik, tetapi saat ini menghadapi kesenjangan pembiayaan sebesar Rp524 triliun. Membiayai program ini akan mempersingkat pandemic. Kita dapat membayar kembali investasi ini dengan cepat saat ekonomi global pulih,” ujar  Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan jika dalam jangkap 3 bulan mereka tidak bisa mendapatkan suntikan dana sekiranya Rp224 Triliun, kemungkinan besar mereka akan kehilangan peluang untuk menyelesaikan kasus covid-19.

” Kami sekarang membutuhkan Rp524 Triliun lagi untuk mulai dari persiapan. Ada urgensi nyata dalam angka-angka ini. Tanpa suntikan Rp224 Triliun selama tiga bulan ke depan, kami akan kehilangan peluang,” ujar Antonio Guterres.

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali