Jakarta, Gempita.co – Presiden Xi Jinping mengatakan dibukanya perekonomian China untuk perdagangan bilateral membuka pintu bagi perusahaan asing memperluas pasarnya di negara Asia Timur itu.
Hal itu disampaikan dalam pidato pembukaan virtual APEC CEO Dialogues 2020 di Kuala Lumpur pada Kamis (19/11/2020).
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa komitmen China untuk membuka diri sangat kuat, dan China akan tetap membuka pintunya lebih luas kepada dunia,” kata Xi yang berpidato dari Beijing.
China, ucap Xi, juga akan terus memajukan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi melalui negosiasi dan perjanjian perdagangan bebas berstandar tinggi dengan lebih banyak negara.
China, terang Xi, juga akan secara aktif terlibat dalam mekanisme bilateral, multilateral, dan regional untuk melakukan kerja sama perdagangan dan investasi.
Xi menambahkan paradigma pembangunan baru akan memungkinkan China untuk sepenuhnya membuka potensi pasarnya dan menciptakan permintaan yang lebih besar bagi negara lain.
Xi menyampaikan PDB per kapita China telah mencapai USD10.000 dan populasi berpenghasilan menengahnya telah melebihi 400 juta.
“Banyak lembaga internasional memproyeksikan pasar ritel China akan mencapai ukuran enam triliun dolar tahun ini,” kata Xi.
Didukung penandatanganan RCEP yang merupakan pakta perdagangan terbesar di dunia, Xi mengatakan Asia-Pasifik adalah cikal bakal pendorong pertumbuhan global di dunia yang dilanda berbagai tantangan termasuk pandemi.
Xi juga mengatakan inovasi selalu menjadi pendorong utama pembangunan ke China dan negaranya akan berusaha membangun sistem inovasi yang mengintegrasikan sains dan teknologi, pendidikan, industri dan sektor keuangan, serta meningkatkan rantai industri.
Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik ( APEC), yang diadakan secara virtual tahun ini karena pandemi Covid-19, mempertemukan 21 negara di Lingkar Pasifik termasuk dua ekonomi terbesar dunia yang menyumbang sekitar 60 persen dari PDB global.
Pertemuan yang digelar mulai Kamis hingga Jumat mengambil tema “APEC Re-Imagined: Priorities in the Aftermath of COVID-19”.
Diskusi akan berfokus pada tantangan paling mendesak di kawasan Asia Pasifik dan dunia, serta bagaimana para negara bekerja sama memacu pertumbuhan setelah pandemi.
Sumber: Anadolu Agency