Inilah Bedanya Batuk Biasa dan Batuk Terinspeksi Covid-19

ilustrasi

Gempita.co – Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan, serta mencegah benda asing masuk ke saluran napas bawah.

Tenggorokan dan saluran napas dilengkapi saraf yang merasakan jika terdapat bahan atau zat menggangggu. Kondisi ini menstimulasi saraf untuk mengirim sinyal pada otak, yang selanjutnya direspons otak dengan mengirim kembali sinyal untuk mengeluarkan zat tersebut dengan batuk.

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Dalam kasus virus corona, batuk umumnya dirasakan oleh sebagian besar pasien bergejala.

Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, tercatat 70% pasien positif bergejala menderita batuk.

Bagaimana cara membedakan batuk karena Covid-19 dan batuk biasa?
Mengingat Covid-19 mengiritasi jaringan paru-paru, maka batuk menjadi kering dan berkepanjangan. Batuk itu disertai dengan sesak napas dan nyeri otot.

Saat virus mulai berkembang, jaringan paru-paru dipenuhi dengan cairan dan Anda mungkin merasa lebih sesak napas saat tubuh berjuang untuk mendapatkan cukup oksigen.

Beda batuk kering dan basah
Dikutip dari Science Alert, batuk basah mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan bagian bawah ke dalam mulut. Bunyi batuk basah ini disebabkan oleh cairan di saluran napas dan dapat disertai dengan suara mengi saat menarik napas.

Saluran napas bagian bawah memiliki lebih banyak kelenjar sekretorik daripada tenggorokan Anda, itulah sebabnya infeksi saluran pernapasan bagian bawah menyebabkan batuk basah.

Sementara itu, batuk kering tidak menghasilkan dahak. Biasanya dimulai di bagian belakang tenggorokan dan menghasilkan suara kasar.

Batuk kering tidak melegakan saluran pernapasan sehingga penderita sering menggambarkannya sebagai batuk yang tidak memuaskan.

Senior Consultant Pulmonary Critical Care Medicine, Aster Prime Hospital, Dr Ravindra Nallagonda menjelaskan kan, batuk kering terjadi karena terdapat peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan.

“Orang mungkin merasakan atau mengalami rasa geli atau serak di bagian belakang tenggorokannya yang juga bisa memicu refleks batuk,” kata dia, dikutip dari Times of India, 1 April 2020.

Batuk kering yang menandakan seseorang terinspeksi virus corona:

  • Batuk kering terus menerus
  • Batuk yang terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari
  • Tidak terjadi sesekali hanya karena berdehem atau ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan
  • Batuk ini merupakan sesuatu yang baru dirasakan penderita.

 

Batuk biasa
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), batuk yang terjadi pada penderita influenza sering terjadi secara tiba-tiba. Penderita pun akan sembuh dalam waktu yang relatif singkat, yaitu kurang dari dua minggu.

Selain itu, batuk yang terjadi pada orang yang menderita flu akan disertai dengan pilek dan bersin-bersin, sementara penderita Covid-19 tidak mengalami itu.

Artinya, seseorang yang menunjukkan batuk disertai dengan pilek dan didahului oleh fase bersin, dimungkinkan ia terkena flu biasa, dikutip dari Business Insider.

Hal yang dapat dilakukan

  1. Meminum obat-obatan untuk meredakan batuk.
  2. Jika batuk terus-menerus, Anda bisa menggunakan bantal yang ditinggikan saat tidur. Hal ini dapat membantu mengurangi dan meredakan iritasi.

 

Kapan harus khawatir?
Jika menderita batuk kering dan mencurigai adanya infeksi virus corona, Anda harus mewaspadai gejala lainnya yakini:

  1. Demam tinggi yang berlangsung lama
  2. Hilangnya rasa atau penciuman.
  3. Sesak napas
  4. Masalah pencernaan.(***)
Kemenkumham Bali

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali