Gempita.co – Sekitar Kabupaten Agam Sumatera Barat mengalami hujan abu vulkanik Gunung Marapi, Minggu (3/12/2023) pukul 14.53 WIB.
Salah seorang warga Agam, Asep di Lubuk Basung, Minggu, mengatakan hujan abu vulkanik tersebut melanda daerah itu sejak pukul 16.59 WIB.
“Saya kesulitan untuk mengendarai sepeda motor, karena partikel abu mengenai mata dan mata jadi perih,” katanya dikutip Antaranews.
Ia menambahkan, abu vulkanik itu mengenai wajah dan sepanjang jalan yang dilalui memutih dengan abu.
Tidak itu saja, pakaian yang dipakai, sepeda motor dan mobil yang parkir diselimuti oleh debu vulkanik tersebut.
“Awalnya saya tidak mengetahui kejadian itu. Namun beberapa menit, jalanan dipenuhi debu dan termasuk pakaian yang dipakai,” katanya.
Sementara warga lainnya, Lasmi, menambahkan di sekitar rumahnya tercium bau belerang yang cukup kuat.
“Bau belerang cukup menyengat di sekitar rumah dampak dari hujan abu vulkanik tersebut,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Agam Hendri Rusdian mengimbau warga untuk tidak keluar rumah agar terhindar dari abu vulkanik tersebut.
Apabila terpaksa keluar rumah, disarankan untuk memakai masker dalam menjaga mengantisipasi masuknya partikel ke dalam tubuh.
“Jangan keluar rumah, dan pakailah masker apabila terpaksa berpergian agar kita tidak sakit,” katanya.
Sebelumnya, Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam, Sumatra Barat erupsi pada pukul 14.53 WIB.
Saat ini Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan erupsi terjadi di Gunung Marapi di Sumatera Barat yang melontarkan batu dan pasir dalam radius 3 km pada Minggu (3/12) serta saat ini ditetapkan dalam tingkat aktivitas level II (Waspada).
Kepala Badan Geologi PVMBG Hendra Gunawan dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menyampaikan, erupsi terjadi pada pukul 14.54 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3.000 meter di atas puncak (sekitar 5.891 di atas permukaan laut).
“Masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas pada radius 3 km dari kawah atau puncak,” ujar Hendra.