Jakarta, Gempita.co – Di tengah ketegangan yang berkobar antara India – China, seorang akademisi China menyebutkan virus Corona pertama kali muncul bukan di Wuhan, tetapi di India pada musim panas lalu.
Peneliti dari Chinese Academy of Sciences mengklaim pandemi sebenarnya berasal dari India, menjelaskan bahwa gelombang panas di sana dari Mei hingga Juni 2019 menyebabkan krisis air, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan kontak dekat antara manusia dan hewan liar seperti monyet.
Dalam makalah pracetak dengan jurnal medis Lancet – yang berarti belum ditinjau secara resmi – para peneliti China menguraikan penjelasan mereka tentang “penularan zoonosis” virus SARS-CoV-2 dari monyet ke manusia saat mereka berbagi sumber daya air.
Para peneliti juga mengatakan bahwa kondisi kebersihan India yang buruk dan sistem medis publik yang kurang efisien, serta iklim tropis dan populasi yang sangat muda, semuanya merupakan faktor penyebab penyebaran virus.
Mereka memperkirakan bahwa penularan dari manusia ke manusia pertama Covid-19 di India terjadi pada Juli atau Agustus seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (28/11/2020).
Identifikasi India sebagai kemungkinan sumber virus muncul setelah New Delhi pekan lalu memperkuat kemampuan militernya di Ladakh Timur, wilayah di perbatasan China, dengan membangun kamp-kamp untuk puluhan ribu tentara.
Pada bulan Juni, 20 tentara India dan sejumlah tentara China yang dirahasiakan tewas ketika kedua belah pihak terlibat dalam pertempuran kecil di daerah perbatasan yang diperebutkan.
Tuduhan baru bahwa virus Corona pertama kali menyebar di India tidak akan membantu memperbaiki hubungan keduanya negara. Terlebih, Kementerian Luar Negeri China tampaknya mendukung klaim tersebut.
“Meskipun China adalah yang pertama melaporkan kasus, itu tidak berarti bahwa virus itu berasal dari China,” kata juru bicara Zhao Lijian selama konferensi pers regulernya, dalam menanggapi pertanyaan tentang klaim virus Corona pertama kali muncul di India.
Temuan para peneliti telah disorot oleh beberapa akademisi barat, termasuk Profesor David Robertson dari Universitas Glasgow, yang menggambarkan pendekatan mereka sebagai “bias inheren”.
“Penulis juga mengabaikan data epidemiologi ekstensif yang tersedia yang menunjukkan kemunculan yang jelas di China dan bahwa virus menyebar dari sana,” katanya kepada Daily Mail.
“Makalah ini tidak menambahkan apa pun pada pemahaman kami tentang SARS-CoV-2,” imbuhnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Kota Wuhan sebagai kemungkinan sumber virus Corona baru, meskipun badan khusus PBB masih menyelidiki asal-usul pandemi.
Tudingan China kepada pihak lain sebagai penyebab wabah virus Corona ini bukanlah yang pertama kali.
Sebelumnya, pada bulan Maret lalu, China menyalahkan wabah virus Corona pada tentara Amerika Serikat (AS) yang mengunjungi Wuhan. Sementara pekan lalu, China menuding Italia setelah sebuah penelitian dari Milan menunjukkan virus mematikan itu telah beredar di sana sejak tahun lalu.
Sumber: Berbagai Sumber