Gempita.co – Anak-anak di Inggris, Amerika Serikat dan Israel dilarang orang tua mereka mengakses media sosial, khawatir dampak konten-konten peperangan yang disebar di media sosial.
Salah satu sekolah di Tel Aviv meminta orang tua untuk menghapus aplikasi seperti TikTok dari ponsel anak-anak mereka.
“Kami tidak bisa membiarkan anak-anak menonton hal (konten ancaman peperangan) ini. Terlebih, sulit untuk memuat semua konten di media sosial,” ujar salah satu asosiasi, dikutip dari CNN, Senin, (16/10).
Selain konten-konten terkait perang Hamas dan Israel, kekhawatiran lain yang muncul di tengah konflik ini adalah algoritma media sosial yang kemungkinan banyak menampilkan video terkait peperangan.
Selain itu, orang tua di 3 negara ini menyebut kalau pihak lawan akan mengeksploitasi algoritma media sosial untuk menargetkan video tertentu untuk melancarkan perang psikologis.
Sekolah di AS juga diminta untuk tidak membagikan video atau foto terkait yang mungkin muncul di beranda mereka, untuk mencegah anak-anak menonton video tersebut. Sekolah juga menyarankan anggota masyarakat untuk menghapus media sosial mereka selama konflik berlangsung.
“Bersama dengan sekolah Yahudi lainnya, kami memperingatkan orang tua untuk menonaktifkan aplikasi media sosial seperti Instagram, X, dan Tiktok dari ponsel anak-anak,” tulis kepala sekolah di New Jersey melalui email.
Sementara itu, tiga platform tersebut yakni Meta (Instagram dan Facebook), X atau Twitter, dan TikTok telah lebih dulu diberi ultimatum oleh pemerintah Uni Eropa terkait maraknya video misinformasi terkait konflik Palestina dan Israel dalam platform tersebut.
Tiga platform ini diminta untuk menindak lanjuti konten hoaks di platform mereka dalam kurun waktu 1×24 jam dan diminta untuk merespon terkait rencana mereka untuk mengatasi hal tersebut.