Gempita.co- Eko Yuli Irawan secara gamblang menyatakan siap memperpanjang masa karier sebagai atlet angkat besi. Lifter 32 tahun ini bercerita masih memiliki segudang asa, baik menunjukkan eksistensi di panggung Olimpiade 2024 Paris hingga mimpi untuk membangun fasilitas latihan angkat besi agar dapat mencetak bibit-bibit andal.
Eko Yuli meraih medali perak saat turun di kelas 61kg Olimpiade 2020 Tokyo. Medali ini merupakan keping keempat sejak penampilannya di Olimpiade 2008 Beijing (perunggu), 2012 London (perunggu), serta 2016 Rio de Janeiro (perak). Catatan ini menjadikan Eko sebagai lifter Indonesia pertama yang tampil pada empat penyelenggaraan Olimpiade, yang di setiap penampilannya selalu membawa pulang medali.
“Sekarang belum (mau pensiun) karena cita-cita medali emas belum tercapai. Tapi, kita lihat progres ke depannya. Mungkin jika mempertahankan medali (perak) masih sanggup, tetapi merebut medali emas kita lihat dulu persiapannya seperti apa. Semoga masih bisa bersaing di Olimpiade Paris,” kata Eko Yuli, Sabtu (07/08).
Terkait rencana ini, Eko Yuli juga sudah mendapat lampu hijau dari Ketua PB PABSI Rosan P Roeslani. Pria yang juga menjabat sebagai Chef de Mission Kontingen Olimpiade Tokyo ini mengatakan membuka jalan untuk Eko Yuli untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade 2024, dengan catatan ia bisa menjaga prestasi dan kebugarannya.
Lantas, bagaimana Eko Yuli melihat peta persaingan di kelasnya dalam beberapa tahun ke depan?
“Jika dilihat umur memang sulit, tetapi jika ada kesempatan (tetap berkompetisi sebagai atlet), kenapa tidak? Yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan,” kata Eko yang baru saja berkumpul bersama keluarganya usai menjalani karantina di Hotel Fairmont Jakarta selama delapan hari sesuai ketentuan pemerintah pascakembali dari luar negeri.
Terlepas dari rasa penasaran Eko Yuli merebut medali emas, bapak dari dua anak ini sebenarnya memiliki mimpi lain di luar panggung yang jauh dirancang sebelum bertolak ke Olimpiade Tokyo. Pria kelahiran Metro Lampung 24 Juli 1989 ini ingin memiliki tempat latihan angkat besi sendiri. Namun, impian itu hingga kini belum bisa terealisasi.
“Saya itu punya mimpi ingin punya tempat latihan sendiri sebelum berangkat ke Tokyo. Tadinya, saya ingin mengincar medali emas agar bisa mewujudkannya. Tapi, ternyata rezeki saya hanya meraih medali perak,” cerita Eko Yuli.
Sebelum berangkat, kata Eko Yuli, ia sudah menghitung totalan bonus yang bisa dikantongi jika dirinya bisa merebut medali emas di Olimpiade Tokyo. Menurutnya, apabila besaran bonus pemerintah sama seperti Olimpiade 2016 Rio de Janeiro maka mimpinya itu bisa diwujudkan dengan merebut medali emas.
“Saya sudah menghitung jika besaran bonus medali emas Rp 5 miliar sama dengan yang diberikan pemerintah saat Olimpiade 2016 Rio de Janeiro artinya cukup buat membeli lahan untuk dijadikan tempat latihan buat mencetak atlet angkat besi. Yah, sekarang masih mikir-mikir,” ungkap Eko Yuli.
Kini, Eko Yuli menjelaskan, dengan bonus medali perak sulit untuk merealisasikan mimpinya. Terlebih, harga tanah di Bekasi, kawasan tempat tinggalnya, sudah terbilang mahal.
“Saya akan coba rembukan dulu dengan keluarga karena keluarga juga sudah mengetahui rencana saya ingin punya tempat latihan. Terus terang, saya sih ingin mencetak atlet angkat besi yang berprestasi dari tempat latihan sendiri. Isitilahnya saya juga ingin ada regenerasi dari hasil karya sendiri,” kata Eko Yuli.