Gempita.co, Jakarta – Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta menyoroti banyaknya kerumunan massa di kawasan wisata Jakarta sepanjang libur Idulfitri antara lain di Ancol, TMIi, Ragunan dan sejumlah museum.
Wakil Ketua Komisi E DPRD Jakarta dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo mengatakan, Pemprov DKI terlalu fokus melakukan penjagaan di perbatasan, dan lalai mengawasi mereka yang ada tinggal di dalam Jakarta.
“Pemprov DKI kecolongan, harusnya Satpol PP sudah diterjunkan untuk membantu pengelola wisata melakukan pengawasan bahkan menutup jika melanggar ketentuan batas maksimal 30 persen,” ujarnya.
Ia mengingatkan kerumunan massa serupa menjadi salah satu faktor melonjaknya kasus di India yakni pada perayaan Kumbh Mela di beberapa sungai. Kerumunan juga berpotensi menjadi super spreader, yakni peristiwa yang menyebarkan COVID-19 ke banyak warga sekaligus. Anggara mencontoh kasus di Bengaluru, India, di mana satu pengunjung Kumbh Mela menyebarkan COVID-19 ke 33 warga lain, dan kasus lain di Ahmedabad dimana 10 persen pengunjung acara ternyata positif COVID-19
Akibat kelalaian ini, Anggara mengingatkan akan timbul potensi lonjakan kasus, seperti yang terjadi pada libur akhir tahun Januari lalu dimana terdapat kenaikan 34 persen kasus positif di Jakarta. Untuk itu Anggara meminta Pemprov DKI menjalankan dua lapis langkah antisipasi, yakni pencegahan dan pengobatan.
Pada lapis pencegahan, Anggara meminta Puskesmas DKI Jakarta untuk melakukan testing antigen swab secara acak di seluruh fasilitas umum, seperti pasar dan perkantoran.
“Tes acak ini harus segera dilakukan sebelum masa puncak arus balik, sehingga temuan kasus positif tidak menumpuk,” jelasnya.
Bahkan tes acak juga harus menyasar warga yang sebelumnya mengunjungi tempat wisata di masa liburan lebaran.
“Semua pembelian tiket wisata sudah dilakukan secara online, data pengunjung dapat langsung ditelusuri,” kata dia.
Pada lapis pengobatan, Anggara mendorong fasilitas kesehatan bersiap menghadapi lonjakan kasus COVID-19, dengan menambah kapasitas ruang isolasi, alat kesehatan seperti tangki oksigen untuk ventilator, serta penambahan ruang ICU.
“Ini resiko yang harus kita antisipasi, jangan sampai kecolongan lagi dan kita kewalahan menghadapi lonjakan kasus pasca lebaran,” tambahnya.