Gempita.co – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu, menyebutkan jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia diprakirakan mencapai 3.600 kasus.
Dikatakan, pihaknya bersama para pakar epidemiologi memprediksi jumlah kasus tersebut berdasarkan perbandingan dengan laju penyebaran yang terjadi di Inggris.
“Prediksi kami kemarin bersama para pakar epidemiolog membandingkan rate yang terjadi di Inggris. Kami prakirakan dengan populasi kunci bisa sampai 3.600 orang,” kata Maxi, Kamis (26/10/2023) kemarin di Jakarta, mengutip Antaranews.
Namun, ia juga menyatakan bahwa angka kasus tersebut dapat berubah jika intervensi dan edukasi tidak dilakukan dengan baik.
Maxi menekankan pentingnya perilaku hidup bersih sehat dan sehat, termasuk dalam berhubungan seksual.
“Jangan berhubungan seksual jika bergejala dan tentu berhubungan seksual dengan aman,” ujar Maxi.
Ia mengatakan bahwa peningkatan angka kasus Cacar Monyet tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah dampak pandemi Covid-19, dimana perjalanan antarnegara masih sangat terbatas.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini transmisi lokal Cacar Monyet dimulai setelah beberapa kasus yang ditularkan setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.
Kementerian Kesehatan telah berusaha untuk mengidentifikasi kasus Cacar Monyet masuk ke Indonesia dengan mengurutkan linimasa sejak awal kejadian.
“Kami sudah mencoba mengurutkan timeline siapa yang pertama kali terinfeksi. Satu kasus probable kami lihat sudah bergejala sejak Agustus, tetapi dia tidak mengambil sampel dan sulit untuk melacak orang ini karena sering bepergian ke luar negeri,” ujar Maxi.
Kasus Konfirmasi Cacar Monyet di Indonesia
Laporan Kemenkes per 26 Oktober 2023, kasus konfirmasi cacar monyet (monkeypox) di Indonesia mencapai 14 kasus.
Jumlah tersebut bertambah sebelumnya 7 kasus per 22 Oktober 2023. Semua kasus terdeteksi di Jakarta.
“Di Indonesia sendiri sampai hari ini data sampai tadi malam per tanggal 26 (Oktober) kita sudah 14 kasus konfirmasi, labnya sudah positif,” kata Maxi, Kamis (26/10/2023) kemarin.
Di samping itu, kata Maxi saat itu, sebanyak dua kasus probable lantaran ditemukan gejala maupun kontak erat dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif cacar monyet.
Adapun kasus suspek atau gejala sebanyak 9 orang, dan yang dinyatakan negatif (discarded) sebanyak 17.
“Jadi kasus kita ada 14, tiap hari rata-rata nambah 2-3 kasus,” kata Maxi, mengutip Kompas.com.
Ia merinci, sebanyak 9 dari 14 kasus konfirmasi (64 persen) berusia 25-29 tahun. Selebihnya yakni 5 orang atau 36 persen berusia 30-39 tahun.
Langkah Kemenkes: Siapkan 2000 dosis vaksin
Meskipun varian Cacar Monyet yang ada di Indonesia dianggap ringan dan memiliki tingkat kematian yang rendah, Kemenkes telah mempersiapkan 1.000 dosis vaksin yang akan didistribusikan dengan dua dosis untuk masing-masing sasaran.
Kemenkes juga telah berkoordinasi dengan ASEAN untuk memperoleh bantuan sebanyak 2.000 dosis vaksin.
Maxi Rein Rondonuwu menekankan pentingnya kerja sama dan keterbukaan kelompok LSL (Laki-laki berhubungan Seks dengan Laki-laki) terhadap petugas kesehatan untuk memastikan penanganan kasus Cacar Monyet menjadi lebih efisien.
“Keterbukaan dengan petugas kesehatan adalah langkah penting agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan kasus ini tidak menjadi semakin banyak,” ungkap Maxi dilansir dari laman TimesIndomesia.