Gawat! Sudah 192 Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Terendus  di Seluruh Indonesia

Ilustrasi

Gempita.co-Puluhan anak di Indonesia meninggal diduga akibat penyakit gagal ginjal akut. Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kasus kematian terbanyak terjadi di DKI Jakarta, dengan perincian 25 kematian, dari 50 kasus gagal ginjal akut yang tercatat.

Kemudian tujuh kasus kematian di Sumatera Utara, lima kasus kematian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), satu kasus kematian di Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali 11 kasus kematian.  Sedangkan untuk sebaran penyakitnya, dilaporkan oleh IDAI terdapat 192 kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak–anak hingga Selasa (18/10/2022). “Yang sudah terkumpul di kami adalah 192 kasus, dari 20 provinsi,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), sebagaimana dikutip dari konferensi pers secara daring yang digelar, Selasa (28/10/2022).

Bacaan Lainnya
Gempita Bali Transport

Perolehan data ini dilakukan secara kumlatif sejak Januari 2022, dengan rinciannya 2 kasus di januari, 2 kasus di bulan Maret, 6 kasus pada bulan Mei, 3 kasus pada Juni, 9 kasus di bulan Juli, meningkat 37 kasus di bulan Agustus, dan meningkat secara signifikan menjadi 81 kasus di bulan September.   Untuk detail data mengenai kasus ini, terdapat di masing-masing rumah sakit, karena Pimprim mengatakan pihaknya sejauh ini masih mengumpulkan laporan awal.

“Data lengkap ada di masing-masing rumah sakit ya, kami tidak ada. Karena kami hanya mencatat kejadian awal saja,” kata Piprim.   IDAI bekerjasama dengan Kemenkes untuk mencari tahu penyebab pasti dari penyakit ini. Adapun beberapa dugaan yang mungkin adalah infeksi virus lain, keracunan (intoksikasi) etilen glikol, hingga Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.   Diinformasikan, gejala yang mungkin ditemukan pada pasien gagal ginjal akut misterius umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah. Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria).

Pos terkait

Iklan Layanan Masyarakat Kemenkumham Bali