Yogyakarta, Gempita.co – Guguran material keluar dari Gunung Merapi dan meluncur sejauh 1 kilometer ke arah hulu Kali Lamat, Minggu pagi (22/11/2020) pukul 06.48 WIB.
Menurut keterangan Kepala BPPTKG Hanik Humaida, guguran material yang melintasi wilayah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah itu teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi atau Pos PGM Babadan.
“Guguran teramati satu kali jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah hulu Kali Lamat pada Minggu (22/11/2020) pukul 06.48 WIB pagi,” ujar Hanik melalui keterangan tertulisnya pada Minggu (22/11/2020), dikutip dari HarianJogja.com –jaringan SuaraJogja.id.
Lebih lanjut, guguran material dari Gunung Merapi, yang kini berstatus siaga level tiga tersebut, juga terdengar hingga wilayah Kaliurang, Pakem, Sleman. Meski begitu, suara guguran tidak terlalu kencang.
“Terdengar lemah satu kali dari Kaliurang,” imbuh Hanik.
Berdasarkan catatan dari BPPTKG, pada periode pengamatan Gunung Merapi, Sabtu (21/11/2020), sejak pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, Merapi mengeluarkan sebanyak 60 kali gempa guguran.
Selain gempa guguran, Merapi juga terpantau menunjukkan sebanyak 314 gempa hybrid atau fase banyak, 35 kali gempa vulkanik dangkal, dan 63 kali gempa hembusan.
“Tidak hanya itu, berdasarkan pengamatan visual yang dilakukan oleh BPPTKG, Merapi juga mengeluarkan asap warna putih dengan intensitas sedang dengan ketinggian 50 meter di atas puncak,” sambung Hanik.
Soal deformasi, BPPTKG juga menyebutkan bahwa berdasarkan periode pengamatan Gunung Merapi pada Sabtu (21/11/2020) sejak pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, laju rata-rata deformasi Gunung Merapi sebesar 12 cm per harinya, diukur dengan menggunakan electronic distance measurements (EDM) dari Pos PGM Babadan.